Pengertian Metode Pembelajaran

 Pengertian Metode Pembelajaran

Dalam memberikan pengertian tentang metode, antara satu ahli dengan ahli yang lain terdapat berbagai macam perbedaan dan variasi. Dalam pengajaran bahasa salah satu segi yang sering disorot orang adalah segi metode. sukses tidaknya suatu program pengajaran bahasa sering kali di nilai dari segi metode yang digunakan sebab metodelah yang menentukan isi dan cara mengajarkan bahasa.
Metode menurut Marasudin Siregar berasal dari perkataan ”Meta” dan “Hodos”, Meta berarti melalui dan Hodos berarti jalan atau cara, jadi metode berarti tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.[1]
Metode menurut Sudjana adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik–baik untuk mencapai suatu maksud. Metode mengandung unsur prosedur yang disusun secara teratur dan logis serta dituangkan dalam suatu rencana kegiatan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian bahwa unsur-unsur metode mencakup prosedur, sistematik logis, terencana dan kegiatan untuk mencapai tujuan.[2]
Metode adalah cara yang diatur dan terpikir baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang bersistem untuk mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.[3]
14
 
Metode juga berarti cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik metode itu makin efektif pula pencapaian tujuan. Untuk menetapkan lebih dahulu apakah sebuah metode dapat disebut baik, diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor–faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.[4]
Terlepas dari masalah setuju atau tidak setuju dengan pendapat–pendapat di atas, adalah suatu kenyataan bahwa setiap saat para guru dihadapkan dengan metode “baru” atau diminta meninjau kembali metode yang selama ini dipakai karena ada teori baru atau pendapat baru sebagai hasil penelitian terakhir. Tetapi sayang sekali ajakan untuk mengadakan pembaharuan sering sekali mendapat tentangan- tentangan yang tidak ringan karena adanya perbedaan–perbedaan doktriner dan kesalahpahaman yang terdapat dalam bidang metode mengajar bahasa. Di satu pihak kita melihat metode lama yang tidak mau menerima pikiran–pikiran baru, di lain pihak kita melihat metode baru yang menunjukkan “kebaruannya” dengan serta merta menolak metode lama secara keseluruhan, termasuk ide–ide baik yang ada di dalamnya [5]
Karenanya tidak mengherankan kalau di bidang pengajaran bahasa sering terjadi perubahan–perubahan drastis dari metode A ke metode B, kemudian kembali lagi ke metode A. hal ini dapat terjadi karena ide-ide baru yang seharusnya merupakan pengembangan (development) dan perbaikan (improvement) serta penyempurnaan (perfection) dari ide-ide lama sering kali merupakan penolakan (rejection) terhadap apa yang telah dicapai sebelumnya. Lapangan metode mengajar bahasa jadi seperti mode pakaian, sering berganti ganti. Akibat uni semua, pengertian metode menjadi kabur dan biarpun lapangan pengajaran bahasa sudah berabad–abad adanya, lapangan ini tidak memiliki rujukan yang sistematis.
Peninjauan pengajaran bahasa asing dari segi metodologi dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana metode yang satu berbeda dengan yang lain, apa-apa yang baru dalam metode yang dikatakan baru dan apa–apa yang lama dalam metode yang dikatakan lama. Disamping itu ditinjau pula secara ringkas perkembangan historis pengajaran bahasa di dunia serta berbagai macam metode mengajar bahasa yang pernah diperkenalkan orang.[6]
2.    Pendekatan, Metode dan Teknik
Pendekatan, metode dan teknik merupakan tiga istilah yang sering dipakai dalam bidang pengajaran bahasa. Akan tetapi, terasa perlu untuk menghaluskan pengertian tiga kata tersebut Memang secara awam kita dapat mempergunakannya secara bergantian, tetapi secara teknik istilah perlu kiranya kita coba menyepakati penghalusan pengertian..Edward Anthony, ketua Departemen Linguistic di Universitas Pittsburgh Amerika, telah memberikan satu usul pembedaan tiga istilah ini secara cermat.[7]
Secara profesional konsepsi–konsepsi tentang pengajaran bahasa sudah selayaknya kalau dinyatakan dengan istilah–istilah yang tepat dan dapat disetujui oleh semua pihak yang bergerak dalam bidang yang sama. Dalam rangka mencapai tujuan inilah perlu dibedakan antara istilah pendekatan (approach), metode dan teknik.
a.   Pendekatan
Trio pendekatan, metode dan teknik mempunyai hubungan secara hirarki. Hubungan ini menggambarkan bahwa teknik merupakan suatu hasil dari metode yang selalu konsisten dengan pendekatan. Bagi Anthony pendekatan merupakan suatu aksioma, sesuatu  yang baku, dan tidak dapat lagi di bantah akan kebenarannya. Ia mengatakan: “I view an approach – any approach – as a set of correlative assumptions dealing with the nature of language teaching and learning“. Pendekatan merupakan salah satu latar belakang filosofis mengenai pokok bahasan yang hendak diajarkan.[8]
Approach menyatakan pendirian, filsafat, keyakinan, yaitu sesuatu yang diyakini tetapi tidak mesti dapat dibuktikan. Approach terdiri dari serangkaian asumsi mengenai hakekat bahasa dan pengajaran bahasa serta belajar bahasa. Misalnya saja asumsi dari aural–oral Approach yang menyatakan bahwa bahasa itu adalah apa yang kita dengar dan ucapkan sedangkan tulisan hanyalah representasi dan ujaran. Asumsi yang berhubungan dengan pengajaran dan belajar bahasa, misalnya ialah bahwa aspek menyimak dan bercakap-cakap (listening and speaking) harus diajarkan lebih dulu sebelum aspek membaca dan menulis (reading and writing).[9]
b.   Metode
Metode merupakan satu rancangan menyeluruh untuk menyajikan secara teratur bahan-bahan bahasa, tak ada bagian-bagiannya yang saling bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada asumsi pendekatan. Pendekatan ini bersifat aksiomatik dan metode bersifat prosedural.
Dalam satu pendekatan bisa terdapat banyak metode. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi presentasi/penyajian bahasa teratur bagi para pelajar. Mengajarkan bahasa Inggris kepada orang Indonesia akan berbeda dengan mengajarkan bahasa Inggris kepada orang Cina. Juga tujuan pengajaran bahasa menentukan pula metode dan presentasi pengajaran bahasa, seperti untuk membaca, untuk berbicara lancar, atau untuk terjemahan.
Pendekatan aural-oral biasanya dibarengi dengan metode pengajaran mim-mem dan pattern-practice atau latihan tubian. Dalam pengajaran bahasa kita telah mengenal berbagai macam metode. Prof. Mackey telah mendaftarkan kurang lebih ada 15 macam metode pengajaran bahasa.[10]

c.    Teknik
Teknik merupakan usaha pemenuhan akan metode dalam pelaksanaan pengajaran bahasa dalam kelas. Teknik bersifat implementasionil artinya apa yang sesungguhnya terjadi dalam kelas atau kata muluknya “strategi” untuk mencapai sasaran. Teknik harus konsisten dengan metode dan karena itu tidak boleh bertentangan dengan approach. Teknik ini merupakan satu kecerdikan (yang baik), satu siasat atau satu ikhtisar yang dipergunakan untuk memenuhi tujuan secara langsung.
Teknik bergantung pada guru, kebolehan pribadi, dan komposisi kelas. Seseorang guru sering malu apabila ia dikunjungi oleh beberapa orang, ia takut bahwa para pengunjung akan salah paham tentang siasat, ikhtiar, dan kecerdikan yang dipergunakan untuk mencapai tujuannya secara langsung.
Umpamanya, untuk menerangkan makna kantuk/ngantuk seorang guru mendemonstrasikan sikap kantuk di dalam kelas. Untuk membedakan bunyi /i/ dari /r/ seorang guru mempergunakan pensil untuk menghalangi lidah menyentuh gusi. Jika lidah menyentuh gusi, maka akan terjadi bunyi /i/.
Laboratorium bahasa, kaset, tape recorder, closed circuit television, fotografi, dan semua peralatan teknik dewasa ini dalam pengajaran bahasa merupakan teknik. Kekompleksian mesin dewasa ini dalam pengajaran bahasa berdasarkan pada metode dan pendekatan yang telah ditentukan.[11]
Pembedaan istilah pendekatan, metode, dan teknik seperti di atas kiranya akan merupakan sumbangan dalam rangka menempatkan bidang pengajaran dan pelajaran bahasa dari tahap eksperimental-empiris menuju tahap ilmiah.



[1] Marasudin Siregar, Metodologi Pengajaran Agama,,( Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,1998), hlm 12  
[2]Sudjana, Metode Dan Teknik Pembelajaran Partisipasi, (Bandung:  Falah Production, 2001), hlm 7
[3]Anton M. Moelyono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia,  (Jakarta:  Balai Pustaka, 1989), hlm 580
[4]Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars, 1976 ), hlm 4
[5]Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan Dari Segi Metodologi, (Jakarta ; Bulan Bintaang 1974 ), hlm 8
[6]Ibid..  hlm 8
[7]Jos Daniel Parera, Linguistik Edukasional Metoddologo Pembelajaran Bahasa, Analisis Konstruktif Antar Bahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa, edisi kedua ( Jakarta ; Erlangga, 1997), hlm. 41
[8]Ibid . hlm .42 
[9]Moljanto Sumardi, op.cit. , hlm 11
[10]Ibid. hlm. 12
[11] Jos Daniel Parera, Linguistik Edukasional Metodologi Pembelajaran Bahasa, Analisis Konstruktif Antar Bahasa, Analisis Kesalahan Berbahasa, Edisi Kedua, Jakarta. Erlangga, 1997, hlm. 42

0 Response to " Pengertian Metode Pembelajaran"

Post a Comment

sumonggo tinggalkan salam