Pengertian Demokratisasi

Pengertian Demokratisasi

Serba Serbi Pendidikan - Sahabat serba serbi pendidikan pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Pengertian Demokratisas. Demokratisasi dan keadilan tidak dapat didefinisikan “sekali untuk selamanya” (once and forall). Karena itu “demokratisasi” adalah sama dengan “Proses Demokratisasi” Terus menerus” jadi Demokratisasi dan Demokratisasi definisinya sama.[1]

Demokratisasi berasal dari bahasa Yunani, secara harfiah berasal dari kata “demos” berarti  rakyat dan “cratos” berarti pemerintahan (kekuasaan).

Jadi demokratisasi adalah “Pemerintahan oleh  rakyat, di mana kekuasaan  tertinggi berada di  tangan rakyat, artinya dari  rakyat oleh rakyat dan untuk    rakyat.”[2]

Secara  terminologi banyak  pakar psikologi yang memberikan definisi   tentang Demokratisasi/Demokratisasi sebagai berikut :

a.   Definisi menurut Presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln (1808-1865) “Demokratisasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (Democrasy is Government of people, by the people and for the People)” Jadi   suatu pemerintahan dikatakan demokrtis, apabila kekuasaan ada di  tangan rakyat dan segala tindakan negara ditentukan oleh  kehendak rakyat.[3]

b.   Seperti dikutip oleh Nur Cholis Madjid “Demokratisasi adalah identik dengan demokratisasi, jadi dalam suatu masyarakat atau negara  terdapat proses  terus menerus, secara dinamis, dalam  gerak perkembangan dan pertumbuhan ke arah yang lebih baik.

Jadi suatu masyarakat disebut demokratisasi selama ia bergerak   tanpa  berhenti menuju kepada yang  lebih baik.[4]

c.    Seperti dikutip oleh Nur Cholis Madjid demokratisasi ialah hidup demokratis bertumpu dengan  teguh di atas  asumsi bahwa cara  harus bersesuai dengan tujuan. Ketentuan inilah jika dipraktekkan yang akan memancar sebagai tingkah laku demokratisasi dan membentuk moralitas demokratisasi.[5]

Kepala adalah orang pertama disuatu Madrasah yang bertanggung jawab atas jalannya proses belajar mengajar di Madrasah yang dipimpinnya.[6]
Sedangkan Madrasah adalah suatu lembaga pendidikan atau sekolah atau perguruan tinggi yang beridentitaskan agama Islam dan bernaung di bawah Departemen Agama atau Depag.[7]
Jadi kepala Madrasah adalah seorangpemimpin yang mampu memimpin seseorang yang di proyeksikan dalam bentuk-bentuk kegiatan mempengaruhi dan menggerakkan serta membimbing orang-orang yang berkecimpung dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran sehingga aktifitas kerja dapat langsung berjalan dengan baik yang pada akhirnya tujuan yang telah di tetapkan akan berjalan dengan baik pula.[8]

2.    Ciri-ciri Demokratisasi

Adapun ciri-ciri dari demokratisasi menurut Emil Salim sebagai berikut :

a.   Kedaulatan

Rakyat yang berdaulat (sovereign) dan berhak suara. Hak bersuara ada yang bersifat langsung, tetapi banyak pula melalui badan-badan perwakilan yang anggotanya dipilih rakyat (representative democracy) atau seperti yang tercantum di dalam UUD 1945. “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan”.

b.   Musyawarah untuk mufakat, bisa dengan suara bulat (consensus) dan suara terbanyak (Mayority vote).

Bahwa kesempatan mengungkapkan pikiran  rakyat dan memperjuangkan aspirasinya. Untuk itu rakyat dalam mengungkapkan aspirasi dan pikirannya, dibutuhkan suasana keterbukaan. Keterbukaan untuk menerima informasi yang seluas mungkin bagi pengembangan aspirasinya, keterbukaan dalam mengungkapkan pikiran dan keterbukaan dalam kesempatan mewujudkan prakarsa dan aspirasi masyarakat.[9]

c.    Bertanggung jawab  atas pikiran dan perbuatan diri (accountability).

Seseorang harus bertanggung jawab atas ungkapan dan perbuatannya. Rasa tanggung jawab ini tumbuh tidak hanya terhadap diri sendiri, tetapi juga  terhadap anggota dan Tuhan, sehingga kebebasan mengungkapkan dan bertindak dilaksanakan dalam   ruang lingkup     rasa  tanggung jawab yang luas ini.[10]
Kepemimpinan demokratis sering dianggap sebagai kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratis, kalau kepemimpinan otokratis pelakunya lebih diktatoris, maka dalam kepemimpinan demokratis pelaku perlakuannya bersifat kerakyatan atau persaudaraan dan mengharapkan kerja sama dengan anggota sebagai manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Artinya hubungan antara pimpinan dengan anggota bukan sebagai atasan dengan bawahan atau sebagai majikan dengan buruhnya akan tetapi sebagai saudara terhadap teman sekerjanya. Dalam pelaksanaan tugas, pimpinan yang demokratis mau menerima saran dan  kritik dari anggota demi  suksesnya  pekerjaan bersama.[11]

3.    Bentuk-Bentuk Demokratisasi

Bentuk kepemimpinan demokratis pemimpin memandang orang sebagai subyek yang memiliki sifat-sifat manusiawi sebagaimana dirinya. Setiap orang dihargai dan dihormati sebagai manusia yang mempunyai kemampuan, kemauan, kehendak, pikiran, minat dan perhatian.[12]
Dalam kepemimpinan demokratis sebagai policy dan keputusan-keputusan penting yang disesuaikan dengan situasi kelompok, di mana pemimpin bersama-sama  dengan anggota untuk mengambil bagian secara aktif dalam menentukan pelaksanaan program.[13]
Kepemimpinan demokratis memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya, terdapat koordinasi pekerjaan dari semua anak buah dengan penekanan   rasa  tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yang baik.[14]
Dengan demikian pemimpin berfungsi menuntut dan mengkoordinasikan dalam proses pengambilan dan pelaksanaan program. Kepemimpinan demokratis yang bersedia menerima saran, kritik dan ide-ide dari anggotanya. Kepemimpinan demokratis menitik beratkan pada aktifitas kerja kelompok.  Tetapi pemimpin ikut  terlibat juga dalam penentuan dan pembuatan keputusan, disiplin kerja yang (ditanamkan secara sukarela oleh kelompok dalam suasana demokratis).[15]
Hal ini sesuai dengan  firman Allah SWT, surat Ali Imron :  159 :
...ولو كنت فظا  غليظ القلب لانفضوا من حولك فاعف عنهم وأستغفرلهم وشاورهم فى الامر (ال عمران :   159) 
Artinya :”…Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi  mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu….”(QS. Ali Imron :  159 )[16]

...وامرهم شورى بينهم ... (الشورى : 38)
Artinya :”…Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka ...” (QS. Asy-Syuura :  38)[17]

Tipe kepemimpinan demokratisasilah yang terbaik dalam interaksi kepemimpinan dan dalam mencapai tujuan bersama




[1] Nur Cholish Madjid, dkk, Demokratisasi Politik,Budaya dan Ekonomi, (Pengalaman Indonesia Masa Orde Baru),  Yayasan Wakaf Paramadina, Jakarta, 1994, hal.130
[2] Ibid, hal. 135
[3] Hasan Mansyur dan Andi Rusbandi, Konsep Dasar IPS, Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, Jakarta, 2000, hal.61.
[4] Nurcholish Majid, dkk, Op.Cit., hal.203.
[5] Ibid, hal. 204.
[6] M. Chabib Toha, Dan Abdul Mu’ti, Med, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar dan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 1998, hal. 15.
[7] Ibid, hal. 20.
[8] Ibid, hal. 24.
[9] Emil Salim, dkk, Demokrasi Politik Budaya dan Ekonomi (Pengalaman Indonesia Masa Orde Baru),  Yayasan Wakaf Paramadina, Jakarta, 1994, hal.156.
[10] Ibid, hal. 156
[11] Ibid, hal. 156
[12]  Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Rajawali, Jakarta, 1983, hal.53
[13] Ibid,hal. 54
[14] Ibid., hal.55
[15] Ibid., hal. 56
[16] Al-Qur'an, Surat Ali Imron ayat 159,  Yayasan Penyelenggaraan Penerjemah / Penafsiran al-Qur'an , Al-Qur'an dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 1971, hal.103. 
[17] Al-Qur'an Surat Asy-Syuura ayat  38, Yayasan Penyelenggara Penerjemah / Penafsir Al-Qur'an , Al-Qur'an dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 1971, hal.789.

0 Response to "Pengertian Demokratisasi"

Post a Comment

sumonggo tinggalkan salam