Pengertian
Metode Dakwah Bi lisanil Haal
Serba serbi pendidikan – sahabat serba serbi pendidikan melanjutkan
kajian yang lalu tentang Pengertian Metode Dakwah, Macam-macam metode dakwah nah sekarang kita akan membahas tentang Pengertian Metode Dakwah Bi lisanil Haal.
Secara etimologi dakwah bi lisanil haal merupakan penggabungan dari tiga
kata yaitu kata dakwah, lisan dan al-haal. Kata dakwah berasal
dari akar kata yang berarti memanggil dan menyeru. Kata lisan berarti
bahasa sedangkan kata al-haal berarti hal atau keadaan. Lisan al-haal
mempunyai arti yang menunjukkan realitas sebenarnya. Jika ketiga kata tersebut
digabungkan maka dakwah bi lisanil haal
mengandung arti memanggil, menyeru, dengan menggunakan bahasa keadaan atau menyeru, mengajak dengan menggunakan perbuatan
nyata. Pengertian ini sejalan dengan ungkapan hikmah yang berbunyi : lisan
al-haal abyanu min lisan al maaqqaal, kenyataan itu lebih menjelaskan dari
ucapan.[1]
Secara terminologis dakwah mengandung pengertian mendorong manusia
agar berbuat kebajikan dan menurut pada petunjuk, menyeru mereka berbuat
kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan mungkar agar mereka mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat.[2]
Berdasarkan definisi di atas bahwasanya yang dimaksud dengan dakwah
bi lisanil haal adalah memanggil, menyeru, ke jalan Tuhan untuk
kebahagiaan dunia dan akhirat dengan menggunakan bahasa keadaan manusia yang didakwahi (mad’u)
atau memanggil, menyeru ke jalan Tuhan untuk kebahagian manusia di dunia dan
akhirat dengan menggunakan perbuatan atau amal nyata yang sesuai dengan keadaan
manusia.[3]
Metode bi lisanil haal merupakan sebuah aksi atau tindakan
nyata sebuah dakwah, maka dari itu dakwah lebih mengarah pada tindakan
menggerakkan atau aksi menggerakkan mad’u sehingga dakwah ini lebih
berorientasi pada pengembangan masyarakat.[4]
Khususnya dalam penelitian ini adalah kepada para remaja di Desa Pucakwangi.
Usaha pengembangan masyarakat Islam memiliki bidang garapan yang
luas. Meliputi pengembangan pendidikan ekonomi dan sosial masyarakat. Pengembangan
pendidikan merupakan bagian penting dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ini berarti bahwa pendidikan harus diupayakan untuk menghidupkan kehidupan
bangsa yang maju, efesien, mandiri terbuka dan berorientasi ke masa depan.[5]
Dakwah hendaklah difungsikan untuk menigkatkan kualitas ummatnya
yang pada akhirnya akan membawa adanya perbuatan sosial, karena pada hakikatnya
Islam menyangkut tataran kehidupan manusia sebagai individu dan masyarakat sosio-kultural.[6]
Da’i Sebagai seorang yang membawa misi menyampaikan ajaran Islam
kepada manusia berkewajiban untuk meneladani Rasulullah dalam kepribadian yang
baik (akhlak karimah), sekaligus memberikan teladan kepada mad’unya.
Perilaku dan amal baik pada Da’i adalah cerminan dari dakwahnya. Mereka adalah
teladan dalam pembicaraannya dan amalannya. Karena itu pribadi seorang Da’i
mempunyai pengaruh besar bagi keberhasilan dakwah dan penyebaran risalahnya. Dakwah bi lisanil haal
adalah dakwah dengan bahasa keadaan serta perbuatan nyata. Karena itu dalam
unsur pelaksanaannya unsur keteladanan (uswah) merupakan unsur yang
paling dominan.[7]
Dakwah bi lisanil haal merupakan sebuah metode dakwah yakni
metode dakwah dengan menggunakan kerja nyata. Sebagai sebuah metode, dakwah
dengan lisanil haal juga terikat pada prinsip-prinsip dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Sebelum mengemukakan prinsip dan faktor yang mempengaruhi
dalam penggunaan metode, ada beberapa hal yang perlu diingat dalam penggunaan
metode tersebut :
1) Metode
hanyalah suatu pelayan, suatu jalan atau suatu alat saja.
2) Tidak
ada metode yang seratus persen baik.
3) Materi
yang paling sesuai sekalipun belum menjamin hasil yang baik dan otomatis.
4) Suatu
metode yang sesuai bagi seorang Da’i belum tentu sesuai bagi Da’i lain.
5) Penerapan
metode tidak berlaku selamanya.[8]
Metode dakwah khususnya adalah metode dakwah bi lisanil haal,
dalam konteks ini pemahaman tentang kebutuhan sasaran dakwah mutlak diperlukan.
Sebagai sebuah contoh berdakwah dikalangan masyrakat miskin tidak akan efektif
dengan hanya berceramah saja, tetapi akan lebih efektif bila dakwah dilakukan
dengan menyantuni mereka, memberikan makanan, pakaian, dan sebagainya. Atau
berdakwah kepada masyarakat miskin dengan mendirikan sekolah tapi akan lebih
efektif lagi apabila mereka juga diberikan beasiswa.
Idealnya pengembangan dakwah yang efektif harus mengacu pada
masyarakat untuk meningkatkan kualitas keislamannya, sekaligus juga kualitas
hidupnya. Dakwah tidak hanya mensyaratkan hal-hal yang religious Islami namun juga menumbuhkan
etos kerja. Inilah yang sebenarnya diharapkan oleh dakwah bil-haal.
Dakwah dengan model seperti ini ditentukan pada sikap, perilaku dan
kegiatan-kegitan nyata yang interaktif mendekatkan masyarakat pada kebutuhannya
yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi peningkatan
kualitas keberagamaan.[9]
Demikian pembahasa kita tentang Pengertian Metode Dakwah Bi
lisanil Haal Semoga bermanfaat
[1]
Mubasyaroh, Metodologi Dakwah, STAIN KUDUS, Kudus, 2009, hlm. 61.
[2]
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Op.Cit. hlm. 219.
[3]
Lo.Cit
[4]
Mubasyaroh, Op.Cit., hlm. 62.
[5]
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Op.Cit., hlm. 220.
[6]
Ibid, hlm. 221.
[7]
Ibid, hlm. 234-235.
[8]
Mubasyaroh, Op.Cit., hlm.67-68.
[9]
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Op.Cit., hlm. 237-238.
izin share
ReplyDelete