TUJUAN DAN MANFAAT HAFALAN MENURUT PARA AHLI

TUJUAN DAN MANFAAT HAFALAN MENURUT PARA AHLI
Serba Serbi Pendidikan -- kali ini kita akan membahas Tujuan Dan Manfaat Hafalan Menurut Para Ahli, berikut selengkapnya.
Menurut Abdul Mujib, Tehnik Makhfudhot (Hafalan)  merupakan suatu tehnik/metode yang digunakan seorang pendidik dengan menyerukan peserta didiknya untuk menghafalkan sejumlah kata-kata (mufradat), atau kalimat-kalimat maupun kaidah-kaidah. Tujuan tehnik ini adalah agar peserta didik mampu mengingat pelajaran yang diketahui serta melatih daya kognisi, ingatan, dan fantasinya.[1]
Dalam psikologi belajar, dijelaskan bahwa ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini, dalam perspektif psikologi kognitif adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Tidak seperti organ-organ tubuh lainnya, organ otak sebagai markas fungsi kongnitif bukan hanya menjadi penggerak aktivitas akal pikiran, melainkan juga menara pengontrol aktivitas atau perbuatan. Sebagai menara pengontrol, otak selalu bekerja siang dan malam. Sekali kita kehilangan fungsi-fungsi kognitif karena kerusakan berat pada otak, martabat kita hanya berbeda sedikit dengan hewan.[2]
Demikian pula halnya orang yang menyalahgunakan kelebihan kemampuan otak untuk memuaskan hawa nafsu dengan mempertuhan hawa nafsunya, martabat orang tersebut tak lebih dari martabat hewan atau mungkin rendah lagi. Kelompok orang yang bermartabat rendah seperti ini dilukiskan dalam Q.S. Al-Furqon: 44 yang berbunyi:



“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka mendengar dan memahami. Mereka itu, tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya”.
Selain itu, orang-orang yang memiliki  kelebihan pengetahuan yang sudah barang tentu karena kelebihan kemampuan otak, apabila tidak disertai dengan iman mungkin pula akan memanipulasi (mengubah seenaknya) kebenaran dari Allah yang semestinya diperintahkan.[3]
Begitu juga ingatan, apabila ditinjau lebih lanjut, ingatan itu tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang pernah dialaminya saja, tetapi juga meliputi kemampuan untuk menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali.

Manfaat Hafalan
            Dari sistem hafalan tersebut akan mempunyai manfaat tersendiri, disamping siswa dapat menghafalkan, siswa juga mempunyai bekal ilmu pengetahuan tersendiri yang dapat diaplikasikan atau  diajarkan kepada orang lain. Selain itu guru atau penguji hafalan dapat mengetahui tingkat kecerdasan siswa dalam menghafalkan, dan sebagai bahan untuk mengkaji kekurangan-kekurangan ketika penyampaian materi pelajaran, serta mengevaluasi hafalan tersebut agar lebih baik. Hal ini dikarenakan kecerdasan sangat tergantung pada faktor-faktor fitriawi yang diwariskan. Dan kecerdasan merupakan kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan baru yang mempergunakan alat berfikir sesuai tujuannya. Disinilah masing-masing individu dapat diketahui perbedaan dalam segi intelegensinya. Karena berbeda dalam segi intelegensi, maka individu satu dengan yang lain tidak sama kemampuanya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya.
Intelegensi merupakan salah satu dari beberapa gejala kejiwaan yang sulit dipahami. Padahal sudah tidak diragukan lagi, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Walaupun terdapat berbagai anggapan mengenai bagaimana peranan intelegensi itu, namun paling tidak, terdapat anggapan umum bahwa intelegensi itu merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan berhasil-tidaknya belajar seseorang.[4]
Thurstone menyimpulkan bahwa inteligensi itu mengandung tiga belas faktor, tujuh diantaranya sebagai kemampuan psikis primer (primary mental abilities), yaitu: [5]
  1. The number factor (N) (Faktor bilangan): Yaitu kemampuan untuk mengerjakan hitungan dengan tepat dan cepat.
  2. The verbal factor (V) (Faktor verbal): Yaitu kemampuan yang diperoleh dalam test pemahaman verbal (kemampuan berbahasa).
  3. The space factor (S) (Faktor ruang): Kemampuan ini barulah diperoleh kalau para subyek mencoba menggunakan dengan imajinasinya suatu obyek dalam ruang.
  4. The word fluency factor (W) (Faktor kelancaran berkata-kata): Yaitu kemampuan untuk mengingat kata-kata yang terpisah secara lancar dan tepat.
  5. The reasoning factor (R) (Faktor penalaran): Yaitu kemampuan untuk menarik kesimpulan secara induksi dan deduksi suatu kaidah atau prinsip yang terkandung dalam rangkaian atau kelompok isinya.
  6. The perceptual factor (P) (Faktor persepsi): Yaitu kemampuan untuk menanggapi dengan cepat dan cermat.
  7. The role memory factor (M) (Faktor ingatan): Yaitu kemampuan untuk mengingat dengan cepat
Pada mulanya, kecerdasan hanya berkaitan dengan kemampuan struktur akal (intellect) dalam menangkap gejala sesuatu, sehingga kecerdasan hanya bersentuhan dengan aspek-aspek kognitif (al-majal al-ma’rifi). Namun pada perkembangan berikutnya, disadari bahwa kehidupan manusia bukan semata-mata memenuhi struktur akal, melainkan terdapat struktur kalbu yang perlu mendapat tempat tersendiri untuk menumbuhkan aspek-aspek afektif (al-majal al-infi’ali), seperti kehidupan emosional, moral, spiritual, dan agama. Karena itu jenis-jenis kecerdasan pada diri seseorang sangat beragam seiring dengan kemampuan atau potensi yang ada pada dirinya.[6]
            Dengan demikian manfaat hafalan yang dapat diambil yakni siswa mampu mengucapkan diluar kepala atau dapat mengucapkan kembali nadzom/bait yang pernah dihafalkan jika hafalan tersebut masih melekat pada ingatan siswa, juga untuk mempermudah dalam memahami makna yang terkandung dalam nadzom/bait tersebut.
Demikian pembahasan kita mengenai Tujuan dan Manfaat Hafalan Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat

Selanjutnya

Apa Itu Hafalan?
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hafalan



[1] Abdul Mujib, Op. Cit., hal.209
[2]  Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. II, 2003, hal. 48
[3] Ibid, hal.48-49
[4] Abdul Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, Tiara Wacana, Yogyakarta, Cet. IV, 1993, hal. 43
[5] Ibid, hal. 50
[6] Abdul mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. II, 2002, hal. 318-319

0 Response to "TUJUAN DAN MANFAAT HAFALAN MENURUT PARA AHLI"

Post a Comment

sumonggo tinggalkan salam