Serba
Serbi Pendidikan -- Dalam menggambarkan sifat hakikat kapasitas psikis yang
lebih tinggi yang melahirkan suatu tingkah laku atau intelegensi telah
berkembang berbagai teori-teori intelegensi.
Teori-teori
yang relevan dengan pembahasan disini diantaranya adalah :
Teori
Dwi Faktor
Teori
ini dikembangkan oleh Charles Spearman, menurut pendapatnya kemampuan umum
(general ability) tergantung kepada dasar (herediti), sedangkan
kemampuan-kemampuan khusus (special ability) dipengaruhi oleh pendidikan dan
lingkungan.
Intelegensi
yang terdiri atas kemampuan umum (general ability) bekerja sama dengan
kemampuan-kemampuan khusus (special ability).[1]
Kemampuan
umum (general ability) dilambangkan dengan huruf “g” merupakan faktor yang
mendasari segala perilaku atau tingkah laku manusia, sedangkan kemampuan khusus
(special ability) dilambangkan dengan huruf “s”, hanya berlaku pada tingkah
laku-tingkah laku yang khusus saja. Jadi tiap langkah laku seseorang didasari
oleh dua faktor, yaitu faktor “g” dan faktor “S”, hal tersebut diilustrasikan
sebagai berikut :
Tingkah
laku 1 : TL 1 : g + S1
Tingkah
laku 2 : TL 2 : g + S2
Tingkah
laku 3 : TL 3 : g + S3
Tingkah
laku 4 : TL 4 : g + S4
Teori Multi Faktor
Thomson,
menyatakan bahwa faktor yang dikatakan Spearman itu tidak ada, yang ada hanya
bermacam-macam faktor khusus atau faktor S, faktor S tidak bergantung pada
keturunan (dasar), melainkan adanya aktualisasi pendidikan. Berarti seseorang
yang mempunyai intelegensi yang tinggi disebabkan karena adanya kesempatan
belajar.[3]
Cyrill
Burt
Pendapatnya
sangat dekat dengan pendapatnya Spearman. Ia mengatakan bahwa pada manusia itu
terdapat faktor g yang mendasari tingkah lakunya, dan faktor S yang mendasari
tingkah laku tertentu.[4]
Tetapi
disamping faktor ini masih ada faktor yang lain yaitu faktor kelompok (group
faktor, Common faktor) atau faktor C. faktor C berfungsi pada sejumlah tingkah
laku, tetapi tidak pada semua tingkah laku.
Untuk
lebih jelasnya dapat dituliskan sebagai berikut :
Tingkah
laku 1 : TL1 : g + Cx + S1
Tingkah
laku 2 : TL2 : g + Cx + S2
Tingkah
laku 3 : TL3 : g + Cx + S3
Tingkah
laku 4 : TL4 : g + Cx + S4
Thurstone
Dia
sependapat dengan Burt, bahwa ada faktor C yang berfungsi pada sejumlah tingkah
laku, faktor S ini berjumlah banyak sekali sebanyak tingkah laku khusus yang
dilakukan oleh manusia yang bersangkutan.[6]
Dalam
intelegensi hanya terdapat dua faktor yaitu faktor C dan faktor S. sekelompok
faktor C tersebut dinamakan primary mental abilities.
Kecakapan-kecakapan
mental yang primer yang terdiri atas tujuh yaitu :
M
: Association Memory (kemampuan
ingatan)
V : verbal Comprehension (kemampuan verbal)
adalah kemampuan menggunakan bahasa.
N : Number Facility (kemampuan dalam
penggunaan bilangan)
W : Word Fluency (kefasihan kata), yaitu
faktor kelancaran dalam penggunaan kata, faktor ini secara umum dianggap
sebagai indikasi mudah tidaknya seseorang mengubah rasionya dan mengalihkan
sesuai dengan kebutuhan.
R : Reasoning (penalaran) yaitu faktor
yang mendasari kecakapan untuk berpikir logis.
P : Perceptual Speed (kecepatan
persepsi) yaitu kemampuan untuk mengamati dengan cermat dan tepat.
S : Space relation (relasi ruang),
yaitu kemampuan mengadakan orientasi dalam ruang.
Teori Struktur Intelektual
J.
P. Guildford sependapat dengan Thurstone, bahwa intelegensi manusia yang pokok
adalah faktor C, bahkan menurut dia pada hakekatnya faktor-faktor intelegensi
hanyalah faktor C.
Menurut
Guildford dan Howard Gordner bahwa intelegensi itu dapat dilihat dari tiga
kategori dasar atau “faces of intellect”, yaitu sebagai berikut :
Operasi
mental (proses berpikir)
Kognisi
(menyimpan informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru).
Memory
retention (ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari).
Memory
recording (ingatan yang segera).
Divergent
production (berpikir melebar : banyak kemungkinan jawaban).
Convergent
production (berpikir memusat ; hanya satu jawaban atau alternatif).
Evaluasi
(mengambil keputusan tentang apakah sesuatu itu baik, akurat atau memadai).Content
(Isi yang dipikirkan)
(a) Visual (bentu kongkrit atau gambaran).
(b) Auditory.
(c) Word meaning (semantic).
(d) Syimbolic (informasi dalam bentuk
lambang, kata-kata, angka dan not musik).
(e) Behavioral (interaksi non verbal yang
diperoleh melalui penginderaan, ekspresi muka atau suara.
1)
Product (hasil
berpikir)
Yaitu
hasil yang diperoleh berbagai macam operasional mental, yang meliputi :
(a) Unit (item tunggal informasi).
(b) Kelas (kelompok item yang memiliki
sifat-sifat yang sama).
(c) Relasi (keterkaitan antar informasi).
(d) Sistem (kompleksitas antar informasi).
(e) Transformasi (perubahan, modifikasi
atau redefinisi informasi).
[1] L.
D. Crow and A. Crow, Education Psychology, Terjemahan Kasijan Z,
Psikologi Pendidikan, PT. Bina Ilmu, Jakarta, 1987, hlm. 207.
[2]
Sumadi Suryobroto, Psikologi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, Cet. 9, 1998, hlm. 127.
[3] Ibid,
hlm. 128.
[7]
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT. Remaja Rosda
Karya, Bandung, 2000, hlm. 107-108.
0 Response to "Teori-Teori Intelegensi"
Post a Comment
sumonggo tinggalkan salam