Al-Qur‟an yang berarti bacaan. Telah mendapat perhatian sejak 14 abad yang lalu. Bukan hanya dari kalangan Islam saja, banyak juga nonmuslim yang memberikan perhatian khusus terhadap al-Qur‟an ini. Ada yang mengkaji dari aspek sejarahnya, waktu dan tempat turunnya, sampai kepada sebabsebab diturunkannya. Bukan hanya itu al-Qur‟an itu juga dibaca oleh ratusan juta manusia yang yang tidak mengerti artinya dan tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi hurufnya. Hal tersebut semakin memperkuat bukti bahawa Al-Qur‟an itu benar-benar diturunkan oleh dzat Yang Maha Kuasa.
Beragam motivasi seseorang dalam membaca al-Qur‟an, ada yang membaca untuk mengharap keberkahan dari ayat-ayatnya, ada yang berharap dapat menjadi penolongnya di hari pembalasan, ada pula yang berharap pahala dari Allah Swt. dan lai-lain. Hal tersebut karena memang baginda Rasulullah Saw. telah menjanjikan akan hal tersebut sehingga di setiap tempat dan waktu tidak pernah sepi dari orang-orang yang membaca Al-Qur‟an
Tiada bacaan yang mendapat perhatian besar sebagaimana al-Qur‟an, yang diatur tata cara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus pelafalannya, dimana tempat yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai dan berhenti. Hal tersebut dibahas di dalam ilmu tersendiri yaitu Ilmu Tajwid. bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada etika membacanya.
Pada bagian ini akan dibahas berbagai cara membaca al-Qur‟an sesuai dengan ilmu tajwid, khususnya tentang bacaan panjang, yaitu cara membaca hukum bacaan mad thabi‟i, mad wajib muttashil, dan mad jaiz munfashil. Apa saja ketentuan-ketentuannya? Apa saja ciri-cirinya? Dan Bagaimana cara membacanya?
Mad Wajib Muttashil
1. Pengertian Mad Wajib Muttashil Mad
wajib muttashil adalah salah satu dari 13 bagian dari hukum mad far‟i dalam ilmu tajwid. Mad wajib muttasil secara bahasa ialah mad yang berarti panjang, wajib yang berarti harus, sedangkan muttasil yaitu bersambung.
Secara istilah, mad wajib muttasil adalah hukum bacaan yang terjadi apabila ada mad thabi'i (mad asli) bertemu dengan huruf hamzah yang berharakat fathah, dhummah ataupun kasrah dalam satu kata (bersambung).
Sedangkan cara membaca mad wajib muttashil adalah dipanjangkan menjadi dua setengah (2 ½) alif atau sama dengan empat sampai lima harakat (ketukan).
Kalimah
bukanlah mad wajib muttashil, tetapi ia adalah mad jaiz munfashil. Hal ini kerana kalimah tersebut bukanlah satu kalimah tetapi merupakan dua kalimah yang berbeda .(
) yaitu
- Carilah hukum bacaan mad thabi'i di dalam al-Qur'an!
- Carilah informasi tambahan tentang hukum bacaan mad thabi'i dari berbagai sumber yang terpercaya!
- Informasi yang ditelusuri terdiri atas ayat yang mengandung hukum bacaan mad thabi'i, terdapat pada surah apa dan ayat berapa, dan berilah penjelasannya!
- Sajikan hasil penelusuran dalam bentuk deskripsi, dan tabel!
Asalamialaikum muhammad ariel pratma hadir
ReplyDelete