Waspadai Gaya Hidup Materialistis, Hedonis, dan Konsumtif


Manusia dilahirkan dalam keadaan suci. Allah Swt. sudah membekalinya dengan potensi baik juga potensi buruk. Manusia bisa menjadi baik, bisa juga menjadi buruk, tergantung seberapa cerdas ia mengolah potensi yang Allah sertakan dalam kelahirannya. Jika seseorang mampu mengolah potensi baiknya, maka ia akan menjalani kehidupannya di jalan yang lurus, jalan yang diridhai Allah. Dan sebaliknya jika potensi buruk yang dihidupkan dalam dirinya maka jadilah ia tersesat, bertentangan dengan aturan Allah.

Gaya hidup adalah merupakan salah satu ukuran seseorang itu termasuk golongan orang yang taat aturan Allah atau sebaliknya. Orang yang taat aturan Allah, maka ia tawadu’, rendah hati dan memiliki jiwa sosial yang tinggi dalam kehidupannya. Ia malu kepada sesama manusia terutama kepada Allah. Tetapi sebaliknya orang yang tidak taat aturan Allah, ia akan menunjukkan keangkuhannya, kesombongan dan hanya mementingkan diri sendiri

Gaya hidup materialistis, hedonis, komsumtif adalah beberapa contoh sikap jauh dari aturan Allah. Orang semacam ini tidak lagi peduli kepada sesamanya apalagi kepada Tuhannya. Dalam bab ini kalian akan mempelajari bagaimana seharusnya orang beriman menjalani kehidupan agar dapat menyeimbangkan kehidupan dunnia dan akhirat, sehingga tidak menganut gaya hidup materialistis, hedonis, dan konsumtif.

Waspadai Gaya Hidup Materialistis, Hedonis, dan Konsumtif

Materialistis adalah sebutan untuk orang-orang yang bergatung pada materi. Mereka ini menganut paham materialisme yang hanya mementingkan harta, kekayaan, uang, jabatan, kedudukan dan lain-lain. Materialisme adalah pandangan hidup yang menjadikan kesenangan, kekayaan sebagai tujuan atau nilai tertinggi dan paling utama tanpa mempedulikan halal ataupun haram. Gaya hidup materialistis saat ini sudah merajalela di seluruh lapisan masyarakat. Korbannya tak hanya orang-orang yang hidup di perkotaan, tetapi juga di pedesaan. Dari orang dewasa hingga anak-anak, dari pejabat sampai rakyat biasa sudah banyak yang terjangkit gaya hidup materialistis.

Akibat gaya hidup materialistis ini banyak orang yang rela menjadi pengemis, pencuri, penipu, perampok dan perilaku kriminal lainnya. Dan ada pula yang melakukan korupsi untuk memenuhi ambisi duniawinya. Hal ini mereka lakukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi agar kebutuhan materinya terpenuhi. Mereka tak peduli lagi, mana saudara, tetangga, teman, sahabat, bahkan orang tua, yang terpenting bagi mereka mendapatkan keuntungan materi.

Orang-orang yang beriman tidak akan menganut gaya hidup materialistik, karena mereka tahu Allah Swt. sudah melarang keras bahkan mengancam para pelakunya masuk neraka huthamah. Firma Allah dalam QS. al-Humazah (104 ):1 - 9

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ - ١

Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,

ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ - ٢

yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,

يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ - ٣

dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.

كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ - ٤

Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ - ٥

Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah itu?

نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ - ٦

(Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan!

الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ - ٧

yang (membakar) sampai ke hati

اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ - ٨

Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka

فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ࣖ - ٩

(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang

Demikian buruknya orang yang memiliki gaya hidup materialistik di hadapan Allah. Dengan demikian, sebagai orang yang beriman sudah sepantasnya kembali kepada alQur’an dan Hadis sebagai pedoman hidup. Tidak tergiur dengan godaan dunia yang penuh tipu daya.

Hedon atau hedonis adalah sebutan bagi orang-orang yang menjadikan kesenangan dirinya sebagi tujuan dalam hidup. Ia akan melakukan berbagai cara yang penting merasa bahagia. Ia tidak memedulikan norma-norma yang berlaku dalam kehidupannya. Ia hanya mencari kesenangan dunianya

Gaya hidup hedonis dapat menimbulkan gaya hidup konsumtif, yaitu kecenderungan untuk memiliki sesuatu, belanja sesuatu secara berlebihan, secara boros tanpa terencana yang penting dirinya senang dan bahagia. Orang yang konsumtif tidak berpikir barang yang ia beli itu dibutuhkan atau tidak, yang ia pikirkan belanja dan belanja yang penting bahagia. Orang-orang seperti ini dikutuk oleh Allah sebagai temannya syetan. Firman Allah QS. al-Isra’ (17 ):27

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا - ٢٧

Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.

Ayat ini sudah banyak dilupakan orang-orang beriman.Tidak sedikit yang tergoda untuk berganti barang lama dengan yang baru padahal yang lama masih dapat digunakan. Lebih buruk dari itu, ada juga yang membeli sesuatu tetapi hanya ditumpuk tanpa bermanfaat sedikit pun bagi dirinya dan orang lain.

Maka sebagai orang beriman waspadalah dengan rayuan dunia yang melalaikan. Jangan sampai kita mengejar kesenangan dunia tetapi lupa bahwa ada kehidupan yang kekal dan abadi yaitu akhirat. Dunia adalah tempat menanam sedang akhirat adalah tempat memanen. Maka barangsiapa mengisi dunianya dengan amal saleh maka ia akan mendapatkan balasan di dua tempat, yaitu di dunia dan akhirat. Tetapi jika menyianyiakan kehidupan dunia, tidak beramal saleh, maka ia akan kehilangan kebahagiaan di akhiratnya. Firman Allah dalam QS. al-Hajj (22):11

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّعْبُدُ اللّٰهَ عَلٰى حَرْفٍۚ فَاِنْ اَصَابَهٗ خَيْرُ ِۨاطْمَـَٔنَّ بِهٖۚ وَاِنْ اَصَابَتْهُ فِتْنَةُ ِۨانْقَلَبَ عَلٰى وَجْهِهٖۗ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةَۗ ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ - ١١

Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.

0 Response to "Waspadai Gaya Hidup Materialistis, Hedonis, dan Konsumtif"

Post a Comment

sumonggo tinggalkan salam