Persaingan antara bani Hasyim dan bani Umayyah untuk berebut pengaruh sudah terjadi sebelum Islam Lahir. Bani Umayyah berasal dari pemimpin Kabilah Quraisy pada masa Jahiliyah yaitu Umayyah bin Abdi Syam bin Abdi Manaf. Umayyah berasal dari keluarga yang kaya raya, sehingga dalam setiap persaingan selalu mendapat kemenangan. Sedangkan bani Hasyim dari keluarga sederhana namun memiliki ketajaman berpikir dan cakap dalam memimpin.
Umayyah memiliki 10 anak yang terhormat dalam masyarakat. Sesudah Islam datang persaingan antara bani Umayah dan bani Hasyim mengarah kepada persaingan konfrontatif atau permusuhan. Bani Umayyah menentang Rasulullah Saw., sedangkan Bani Hasyim menjadi pendukung utama terhadap perjuangan Rasulallah Saw. Keturunan Bani Umayyah masuk Islam setelah terjadi Fathu Mekah kira-kira 10 tahun setelah penaklukan kota Mekah. Awal dari munculnya firqah dalam Islam adalah permasalahan Imamah atau kepemimpinan. Perpecahan ini sesuai dengan prediksi Nabi Muhammad Saw. “... umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan …
Ada beberapa rangkaian peristiwa yang menjadi latar belakang munculnya Daulah Umayyah anatara lain; mulai dari wafatnya khalifah Usman bin Affan, Perselisihan dengan khalifah Ali bin Abi Thalib, kemudian peristiwa peristiwa ‘Amul Jamaah.
Daulah Umayyah memiliki kontribusi besar dalam kemajuan peradaban dan Kebudayaan Islam. Kemajuan tersebut didukung oleh langkah-langkah pengembangan yang dilakukan oleh para Khalifah Daulah Umayyah. Pengembangan tersebut menyentuh berbagai bidang kehidupan yaitu Administrasi pemerintahan, sosial kemasyarakatan, ekonomi, seni budaya, pendidikan, politik dan militer.
Latar Belakang Berdirinya Daulah Umayyah
Setelah wafatnya khalifah Usman bin Affan karena terbunuh, maka berakhirlah kepemimpinan Khulafaur Rasyidin yang ketiga selanjutnya di gantikan oleh Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah yang ke empat. Namun ternyata tidak semua kaum muslimin mau membaiatnya termasuk Muawiyah bin Abi Sofyan, jika para pembunuh Usman tidak diadili. Akan tetapi bagi Ali mengadili para pembunuh Usman bukan hal yang mudah karena di lakukan oleh banyak orang.
Wafatnya khalifah Usman bin Affan menjadikan momentum perpecahan di kalangan umat Islam, antara lain : Kelompok Muawiyah bin Abi Sufyan, Kelompok Aisyah binti Abu Bakar, Kelompok Ali bin Abi Thalib.
Akibat perpecahan tersebut maka terjadilah konflik antar umat Islam, yaitu : Perselisihan yang akhirnya mengarah pada konfrotasi antar Aisyah, Zubair, Thalhah dengan kelompok Ali bin Abi Thalib. Hal ini terjadi karena hasutan tokoh munafik yaitu Abdullah bin Saba' dengan pernyataan yang sifatnya provokatif, Ia mengatakan bahwa Abdullah bin Zubair, anak angkat Aisyah merupakan orang yang berhak menduduki jabatan khalifah. Konflik ini bisa diatasi oleh khalifah Ali bin Abi Thalib.
Perselisihan berikutnya antara khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyyah bin Abu Sofyan karena adanya keinginan kuat Muawiyah untuk menuntut keadilan atas wafatnya Khalifah Usman bib Affan. Tahkim Daumatul Jandal ( 36 - 37 H atau 656 - 657 M) yaitu perundingan mengenai kepemimpinan umat Islam antra pihak Muawiyyah bin Abu Sofyan dengan Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Dalam perundingan itu pihak Ali bin Abi Thalib diwakili oleh Abu Musa Al Asary dan di pihak Muawiyah diwakili oleh Amr bin Ash. Pada awalnya kedua belah pihak bersepakat menurunkan Ali dan Muawiyah dari jabatan masing - masing dan selanjutnya jabatan khalifah diserahkan pada kaum muslimin.
Akan tetapi ada intrik politik dari pihak Muawiyah berkaitan hasil kesepakatan yaitu secara sepihak mengangkat Muawiyah (Gubernur Syam) untuk menjadi khalifah menggantikan Ali bi Abi Thalib. Beberapa tahun setelah Tahkim, khalifah Ali terbunuh oleh Abdurrahman bin Muljam ( 19 Ramadhan 40 H atau 660 M ), sebagai penggantinya di pilih putranya Hasan bin Ali sebagai khalifah.
Namun berkat kecerdikan Muawiyah akhirnya setelah memangku jabatan selama kurang lebih 3 bulan, karena tidak mampu menghadapi tekanan, akhirnya Hasan bin Ali menyerahkan jabatan khalifah kepada Muawiyah bin Abi Sofyan dengan tiga syarat, yaitu : Pertama Muawiyah harus memberi jaminan keselamatan kepada Hasan dan keluarganya. Kedua Muawiyah harus menjaga keselamatan dan nama baik Ali bin Abi Thaiib. Kemudian yang terakhir Setelah Muawiyah wafat, penentuan khalifah harus diserahkan kepada musyawarah kaum muslimin. Setelah mencapai kesepakatan dan Muawiyah menerima syarat tersebut, maka Hasan bin Ali menyerahkan jabatan khalifah kepada Muawiyah bin Abi Sofyan, peristiwa tersebut dikenal dengan istilah amul jamaah (tahun persatuan).
Khalifah Daulah Umayyah
Peristiwa penyerahan jabatan itu di sebut dengan "Peristiwa Amul Jamaah " atau tahun persatuan yang terjadi pada Rabiul akhir tahun 41 H atau 661 M. peristiwa tersebut mengukuhkan muawiyah sebagai khalifah dan menandai berdirinya Dinasti Daulah Umayyah. Kemudian Muawiyah memindahkan pusat kekuasaan dari Madinah ke Damaskus (Suriah). Daulah Umayyah berkuasa selama 90 tahun dari tahun 41-132 H atau 661-750 M. Selama berkuasa Daulah Umayyah terdapat empat belas khalifah.
Setelah dipimpin Muawiyah, terjadi perubahan dalam sistem pemerintahan. Yaitu dari sistem Demokrasi menjadi sistem Monarki (kerajaan). Ciri-ciri sistem Monarki (kerajaan) adalah: Pertama raja adalah penguasa tunggal yang wajib ditaati oleh seluruh rakyat, memiliki hak penuh untuk menentukan dan melaksanakan suatu ketetapan hukum sesuai dengan kemauan sendiri, rakyat berfungsi sebagai pembantu raja yang harus dimuliakan, dimakmurkan dan dicukupi semua kebutuhan, Semua pendapat dan keinginan rakyat hampir tidak pernah diberi kesempatan untuk mengungkapkan, terjadi pengangkatan putra mahkota
Berikut adalah nama-nama khalifah Daulah Umayyah :
Adapun tokoh-tokoh yang berhasil dalam membangun dan Mengembangkan sosial budaya pada masa Daulah Umayyah ialah :
- Khalifah Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/ 685-705 M )
- Khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96 H /' 705-715 M )
- Khalifah Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/717-720 M)
- Khalifah Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H /724-743 M)
Cellia Agustri Zahrani kelas 7F nomor absen 05
ReplyDeleteHADIR!
Maulana Syahriyan Ni'am No. Absen 19 Kelas 7 F
ReplyDeleteHADIR
Isya Adabina Putri 7f/13
ReplyDeleteHADIR
Hilmi Bahrul 'Ulum 7J/16
ReplyDeleteHadir pak
Maulana Rosyid Am Yadi 7J/20
ReplyDeleteHadir pak
Aisya salsabela kelas 7J nomor absen 03
ReplyDeleteHADIR
Innayah yaskiya safitri 7I/18
ReplyDeleteAura May Lubna Larasati 7H/07
ReplyDeleteHADIR
Nevita putri salsabila
ReplyDeleteKelas: 7H/25
HADIR
Nama=Taufiq Naufal Alhakim
ReplyDeleteKelas=7h
No Absen=31
HADIR
Aura May Lubna Larasati 7H/07
ReplyDeleteHADIR
Nama:Maycennatique Gufnasya Hartono
ReplyDeleteKelas:7H/14
HADIR
Nama=Zasa layyinatus syifa
ReplyDeleteKelas=7h
No.absen=33
hadir
Fachry Zufar Aprian no9 klsVIIF HAADIRRRR pak
ReplyDeleteMaulana Ihsan ghani/17/7G
ReplyDeleteNama:muhana anin diya
ReplyDeleteKelas:7G
No absen:25
hadir