Soal Ulangan - sahabat soal ulangan pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Kandungan QS. Ali Imran ayat 190. Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dari tidak ada menjadi ada serta tanpa ada contoh sebelumnya, dan di dalam pergantian malam dan siang serta perbedaan panjang dan pendeknya waktu, benar-benar terdapat bukti-bukti nyata bagi orang-orang yang berakal sehat yang menunjukkan mereka kepada Sang Maha Pencipta alam semesta, hanya Dia yang berhak disembah.
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ - ١٩٠
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menjelaskan, melalui Surat Ali Imran ayat 190, Allah mengarahkan hamba-Nya untuk merenungkan alam, langit dan bumi. Dia mengarahkan agar hambaNya mempergunakan pikirannya dan memperhatikan pergantian antara siang dan malam.
Semuanya itu penuh dengan tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Orang yang mampu memahami bahwa penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Swt, mereka itulah ulul albab. Yang menurut Ibnu Kasir, mereka adalah orang yang memiliki akal sempurna lagi memiliki kecerdasan
Ayat ini merupakan bantahan bagi kaum Yahudi yang mengklaim kefakiran Allah (Innallaha ta’ala faqirun wa nahnu aghniyaa). Maka melalui ayat kauniyah ini, Allah menunjukkan betapa Maha Kaya-Nya Allah, sedangkan hamba-Nya justru sangat membutuhkan-Nya. Hanya Allah lah yang mampu menciptakan alam semesta dan segala isinya sekaligus mengatur segala urusan makhluk di dalamnya. Namun hal ini tidak dapat dipahami kecuali hanya orang-orang berakal sempurna dan logika yang sehat, yang disebut sebagai ulul albab.
Ulu dalam bahasa Arab berarti ashab yaitu pemilik. Sedangkan albab adalah bentuk jamak dari al-lubb yang berarti inti segala sesuatu. Dalam Al-Qur’an, kata ini disebutkan sebanyak 16 kali dan selalu merujuk pada arti orang yang berakal.
Syekh Muhammad Sayyid Thanthowi dalam Tafsir Al-Wasith menyebutkan bahwa ulul albab adalah mereka yang memiliki akal jernih dan logika yang benar. Imam Al-Zamakhsyari dalam Al-Kasyaf menyebutkan bahwa ulul albab adalah orang-orang yang membuka akal dan pikirannya untuk melihat, menyimpulkan, dan mengambil ibrah dalam setiap keajaiban ciptaan-ciptaan Allah.
Imam Abu Bakar Al-Jazairi menambahkan pengertian ulul albab sebagai orang-orang yang mengetahui sesuatu (ciptaan Allah) dan memahami bukti-bukti yang menyertainya.
Penciptaan langit dan bumi yang telah sempurna berikut segala macam atributnya berupa planet-planet, galaksi, laut yang membentang, perkebunan, pepohonan, serta adanya pergantian siang dan malam, merupakan bukti jelas keesaan, keagungan, dan kekuasaan Allah bagi para ulul albab.
Hati dan lisannya selalu berzikir mensucikan dan mengagungkan kekuasaan Allah di setiap waktu dan keadaan. Akalnya digunakan untuk berpikir mentadabburi keindahan ciptaan-Nya. Semua ini dilakukan agar memperoleh kekuatan iman dan ketundukan kepada Allah secara sempurna.
Pada akhirnya, mereka juga menyadari bahwa semua penciptaan tersebut tidak ada satupun yang sia-sia. Semuanya penuh dengan manfaat dan hikmah besar di baliknya, sehingga pasti ada balasan pahala dan siksaan di setiap ketentuan yang telah ditetapkan. Maka mereka juga meminta kepada Allah agar dijadikan sebagai ahli surga bukan ahli neraka.
Dengan demikian berdasarkan ayat ini, orang-orang yang menggunakan akal dan logikanya dengan baik dan benar untuk mengenal siapakah Allah, mengetahui keagungan-Nya, kebijaksanaan-Nya, keadilan-Nya, kekuasaan-Nya melalui tanda-tanda dalam ciptaan maupun hukum syari’ah yang ditetapkan-Nya, dapat disebut sebagai ulul albab. Di beberapa hadis shahih riwayat Bukhari dan Muslim juga disebutkan bahwa ayat ini sering dibaca oleh Nabi Muhammad saw sebagai bacaan dalam shalat tahajjud. Wallahu a’lam.
Buya hamka dalam tafsir al ashar menjelaskan melalui surat ali imran ayat 190 allah mengarahkan hambanya untuk merenungkan alam langit dan bumi.dia mengarahkan agar hambanya mempergunakan pikiran ya dan memperhatikan pergantian antara siang dan malam.
ReplyDelete