Kondisi Masyarakat Madinah Sebelum Islam (Kepercayaan dan Kondisi Sosial)

Soal Ulangan -  sahabat soal ulangan pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Kondisi Masyarakat Madinah Sebelum Islam. Sebelum Islam datang ke Yasrib, kota penduduk kota ini di diami berbagai komunitas dan Agama. Ada yang berasal dari komunitas etnis Arab dan ada juga yang berasal dari komunitas Yahudi. Masing-masing komunitas telah memiliki tradisi keagamaan yang sudah mengakar dan lama dipraktikkan. Gak jarang dari mereka terjadi perselisihan yang berakibat peperangan yang disebabkan banyak faktor, antara lain kepercayaan, politik ekonomi dan lain sebagainya

Masyarakat kota Yasrib telah memiliki agama dan kepercayaan. Agama yang dianut penduduk Yatrib adalah Yahudi, Nasrani, dan Pagan. Secara mayoritas penduduknya memeluk agama Yahudi. Agama Yahudi masuk ke Yasrib dibawa para imigran dari wilayah utara sekitar abad ke-1 dan ke-2. Mereka datang ke Yasrib untuk menyelamatkan diri dari penjajahan Romawi. Migrasi terbesar bangsa Yahudi terjadi pada tahun132-135. Karena pemerintah Romawi menindak keras bangsa Yahudi yang mencoba melakukan pemberontakan.

Nabi Muhammad memilih kota Yasrib untuk tempat berhijrah Nabi dan kaum muslimin karena beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad Saw. memilih sebagai tempat hijrah umat Islam. Faktor-faktornya antara lain:

  1. Yasrib adalah tempat yang paling dekat. 
  2. Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Hubungan itu berupa ikatan persaudaraan karena kakek Nabi, Abdul MuThalib beristerikan orang Yasrib. Di samping itu, ayahnya dimakamkan di sana. 
  3. Penduduk Yasrib sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti dan sifatsifatnya yang baik. 
  4. Bagi diri Nabi sendiri, hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah Swt 

Untuk selanjutnya kira-kira bagaimana setrategi dakwah Nabi Muhammad di Madinah ? dan langkah apa yang dilakukan Nabi untuk mengembangkan perekonomian kaum muslimin khususnya kaum muhajirin?

KONDISI MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM 

Sebagai pembuka wawasan tentang kondisi Madinah sebelum Islam, “wawasanku” akan menggali informasi seputar kondisi Madinah sebelum Islam di aspek kepercayaan, sosial, ekonomi dan politk

Madinah dikenal dengan Madinatun Nabi (Masjid Nabi) atau al-Madinah alMunawwarah (Kota yang Bercahaya) secara geografis kota ini terletak di lembah yang subur, berada pada jarak kurang 300 km sebelah utara kota Makkah. Sebelum datangnya Islam kota Madinah bernama Yasrib. Setelah Nabi Muhammad hijrah ke Yasrib, Yasrib birubah menjadi Madinah.

Sebelum Islam datang ke Yasrib, kota penduduk kota ini di diami berbagai komunitas dan Agama. Ada yang berasal dari komunitas etnis Arab dan ada juga yang berasal dari komunitas Yahudi. Masing-masing komunitas telah memiliki tradisi keagamaan yang sudah mengakar dan lama dipraktikkan. Tidak jarang dari mereka terjadi perselisihan yang berakibat peperangan yang disebabkan banyak faktor, antara lain kepercayaan, politik ekonomi dan lain sebagainya.

1. Kepercayaan Masyarakat Madinah Sebelum Islam

Sebelum kedatangan agama Islam ke Yasrib masyarakat kota Yasrib telah memiliki agama dan kepercayaan. Agama yang dianut penduduk Yatrib adalah Yahudi, Nasrani, dan Pagan. Secara mayoritas penduduknya memeluk agama Yahudi. Agama Yahudi masuk ke Yasrib dibawa para imigran dari wilayah utara sekitar abad ke-1 dan ke-2. Mereka datang ke Yasrib untuk menyelamatkan diri dari penjajahan Romawi. Migrasi terbesar bangsa Yahudi terjadi pada tahun132-135. Karena pemerintah Romawi menindak keras bangsa Yahudi yang mencoba melakukan pemberontakan. Diantara suku-suku bangsa yang menganut agama Yahudi adalah Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Gathafan, Bani Quraidlah. Keempat suku ini tetap mempertahankan untuk memeluk agama Yahudi walaupun Islam telah tersebar di Madinah. Kebanyakan mereka bekerjasama dengan kafir Quraisy untuk mengusir dan membunuh Nabi Muhammad Saw. 

Selain Yahudi, penduduk Yasrib ada yang memeluk agama Nasrani. Penganut agama Nasrani merupakan Kelompok minoritas yang berasal dari Bani Najran. Masyarakat Bani Najran mememeluk agama nasrani pada tahun 343 M. Ketika kelompok misionaris Kristen dikirim oleh kaisar Romawi ke wilayah tersebut mereka untuk menyebarkan agama Nasrani.

Penduduk kota Yasrib Selain memeluk agama Yahudi dan Nasrani, sebagian kecil ada yang mengikuti kenyakinan orang Quraisy dan Penduduk Makkah atau dikenal dengan paganisme yaitu kepercayaan kepada benda-benda, dan kekuatan-kekuatan alam, seperti matahari, bintang-bintang, bulan, dan sebagainya. Alasan mereka mengikuti kepercayaan orang Quraisy karena mereka memandang kaum Quraisy sebagai penjaga Rumah Allah, sebagai pemimpin-pemimpin Agama, serta sebagai panutan dalam beribadah. Praktik peribadatan mereka bertentangan dengan agama Yahudi dan Nasrani. Karena itu, sering terjadi perselisihan dan keributan antara mereka dengan pemeluk agama Yahudi. 

2. Kondisi Sosial Masyarakat Madinah Sebelum Islam 

Kota Yasrib merupakan salah satu kota terbesar di provinsi Hijaz. Kota yasrib dikenal sebagai kota strategis, karena merupakan jalur perdagangan yang menghubungkan kota Yaman di selatan dan Syria di utara. Selain itu Yasrib merupakan daerah yang subur sebagaian besar kehidupan masyarakatnya hidup dari bercocok tanam selain beternak. Hal ini menjadikan Yasrib sebagai pusat pertanian

Karena faktor itu, maka banyak penduduknya yang berasal bukan dari wilayah itu. Dalam catatan sejarah diketahui kelompok yang pertama mendiami Yasrib adalah suku Amaliqah. Tidak lama kemudian, beberapa golongan Yahudi berhasil menguasai mereka dan ahirnya menetap di Madinah. Mereka datang secara bergelombang di mulai pada abad ke-1 dan ke-2. Kedatangan mereka ke Yasrib untuk menghindari serangan Romawi, yang terus mengejar mereka, karena mereka dianggap sebagai pemberontak penguasa Romawi. Kemudian datang bangsa Arab ke Yasrib karena Negerinya dilanda bencana bencana alam, berupa hancurnya bendungan Ma’rib yang dibangun sejak masa Ratu Balqis ketika kerajaan Saba masih berjaya. Kedatangan mereka diperkirakan pada tahun 300 M.

Sebelum Islam datang. Kota Yasrib memiliki beberapa kemiripan dengan keadaan di Makkah. Suku-suku dan kelompok masyarakat yang tinggal di sana berperang satu sama lain.Yasrib memiliki dua kebudayaan yaitu kebudayaan Arab dan Yahudi. Kedua kebudayaan tersebut jelas memiliki tradisi yang berbeda. Sekalipun terdapat orang-orang Arab yang memeluk Yahudi dan terjadi hubungan perkawinan diantara mereka, tapi sikap dan pola hidup bangsa Yahudi dan Arab berbeda.

Di Yasrib terdapat beberapa suku atau kabilah. diantara kabilah-kabilah yang berada di Yasrib (Madinah) antara lain: 

a. Kabilah Aus dan Kharzaj

“Aus” dan “Kharzaj” dua suku yang terkemuka di Arab Selatan. Suku ini mendiami Yasrib jauh sebelum Islam datang. Garis keturunan suku Aus dan Khazraj sampai ke kabilah besar Yaman yang bernama Bani ‘Azd. Keturunannya terpecah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan dan berperang. Perang saudara berlangsung lebih dari 120 tahun. Kedua kelompok memiliki daerah kekuasaan sendiri di kota Madinah. 

Kabilah Aus menempati wilayah dataran tinggi di selatan dan timur wilayah yang mereka tempati subur dan terkenal dengan hasil pertanianya. Kabilah Khazraj tinggal menempati wilayah dataran rendah di tenggah utara Madinah. Di belakang mereka tidak ada apapun kecuali kesunyian Hirrah Wabrah. Kabilah Aus mendiami wilayahwilayah pertanian yang kaya di Madinah. Mereka bertetangga dengan Kabilah-kabilah Yahudi. Sedangkan kabilah Khazraj mendiami wilayah-wilayah yang kurang subur, dan bertetangga dengan kabilah Yahudi yang besar yakni Qainuqa

Dalam catatan sejarah pernah terjadi perang saudara yang sangat hebat antara kabilah Aus dan Kabilah Kharzaj pada tahun ke-10 dari kenabian Muhammad SAW. Banyak pemimpin dari kedua kabilah tersebut tewas di medan perang. Pada waktu itu, kabilah Khazraj memenangkan peperangan sengit itu karena memiliki pasukan lebih banyak dari Kabilah Aus dan mendapat bantuan senjata dari bangsa Yahudi Bani Nadhir dan Baini Qainuqa. Walaupu Kabilah Aus mendapat bantuan juga dari Yahudi Bani Quraizhah

Karena mendapat kekalahan, Kabilah Aus mengirim dua utusan ke Makkah yaitu Iyas bin Mu’adz dan Anas bin Rafi. Adapun tujuannya untuk meminta bantuan kaum Quraisy. Ketika sampai di Makkah, keduanya bertemu denga nabi Muhammad Saw. Nabi bercakap-cakap dengan keduanya dan membacakan ayat-ayat Al Quran. Ketika itu Iyas bin Mua’az tertarik dengan ajakan Nabi untuk masuk Islam. Tapi dia diingatkan oleh Anas bin Rafi tentang tujuan datang ke Makkah. Mereka ketemu dengan pembesar Quraisy dan menyampaikan tujuannya. Tapi permintaannya ditolak oleh kaum Quraisy karena mereka sedang sibuk mencegah tersebarnya ajaran Nabi Muhammad. Akhirnya keduanya kembali ke Madinah dengan tangan hampa

Ketika keduanya sampai di Madinah, terjadi perang saudara kembali. Kali ini Kabilah Aus memperoleh kemenangan. Menurut sejarah, peperangan tersebut merupakan peperangan terakhir antara kedua kabilah. Karena sudah banyak pemimpin dari kedua kabilah tersebut masuk Islam.

b. Kabilah Yahudi

Bangsa Yahudi dan Bangsa Arab merupakan bangsa pendatang di Yasrib. Bangsa yahudi datang ke Yasrib karena situasi politik akibat penjajahan Romawi. Mereka menghidari Bangsa Romawi yang ingin membunuh dan menghancurkan mereka. Karena bangsa Yahudi dianggap sebagai pemberontak. Mereka kebanyakan berasal dari wilayah utara, datang ke Yasrib diperkirakan pada abad ke-1 dan ke-2. Sedangkan bangsa Arab datang ke Madinah karena bencana alam akibat hancurnya bendungan Ma’arib yang dibangun pada masa kerajaan Saba’. Mereka datang ke Madinah diperkirakan terjadi pada tahun 300 M 

Bangsa Yahudi di madinah terdiri dari 3 kabilah besar yaitu, Qainuqa, Nadhir, dan Quraizhah. Jumlah laki-lakinya yang sudah baligh mencapai lebih dari dua ribu orang.laki-laki di kabilah Qainuqa’ yang biasa berperang mencapai tujuh ratus orang. Bani Nadhir mencapai tujuh ratusan orang yang terbiasa perang. Sedangkan laki-laki dari Bani Quraizhah antara tujuh ratus hingga sembilan ratus orang

Hubungan ketiga kabilah tersebut tidak harmonis. Terkadang ketiganya terjadi perang saudara. Al-Qur’an menunjukkan bahwa permusuhan antara kaum Yahudi dengan Firman-Nya :

وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَكُمْ لَا تَسْفِكُوْنَ دِمَاۤءَكُمْ وَلَا تُخْرِجُوْنَ اَنْفُسَكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ ۖ ثُمَّ اَقْرَرْتُمْ وَاَنْتُمْ تَشْهَدُوْنَ - ٨٤ 

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya

ثُمَّ اَنْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ تَقْتُلُوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُوْنَ فَرِيْقًا مِّنْكُمْ مِّنْ دِيَارِهِمْۖ تَظٰهَرُوْنَ عَلَيْهِمْ بِالْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۗ وَاِنْ يَّأْتُوْكُمْ اُسٰرٰى تُفٰدُوْهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ اِخْرَاجُهُمْ ۗ اَفَتُؤْمِنُوْنَ بِبَعْضِ الْكِتٰبِ وَتَكْفُرُوْنَ بِبَعْضٍۚ فَمَا جَزَاۤءُ مَنْ يَّفْعَلُ ذٰلِكَ مِنْكُمْ اِلَّا خِزْيٌ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚوَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يُرَدُّوْنَ اِلٰٓى اَشَدِّ الْعَذَابِۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ - ٨٥

Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat QS. Al-Baqarah [2]: 84-85).

Bani Nadhir menetap di Aliyah, di lembah Bathan sejauh 2 atau 3 mil dari Madinah. Daerah tersebut banyak pohon kurma dan tanaman-tanaman lainnya. Bani Quraizhah mendiami wilayah Mazhur yang terletak beberapa mil di selatan Madinah. Sedangkan bani Qainuqa tinggal di dalam kota Madinah. Mereka pindah setelah diusir oleh Bani Nadhir dan Bani Quraizhah, dari tempat mereka yang berada diluar Madinah. Bangsa Yahudi memiliki midras, yaitu tempat mereka mempelajari agama Yahudi dan sejarah rosul-rosul mereka. Mereka melahirkan ahli ilmu, ahli agama dan ahli hukum.

Pada awalnya bangsa Yahudi dan Arab dapat hidup berdampingan saling menghormati. Pada perkembangan selanjutnya, bangsa Arab melebihi jumlah penduduk bangsa Yahudi yang sudah datang duluan di Yasrib, terutama setelah Arab Yaman pindah secara masal di akhir abad ke-4 M. Mulai saat itu muncul kecurigaan dan saling mengancam diantara keduanya. Ketegangan ini berawal dari sikap bangsa Yahudi yang menyombongkan diri sebagai manusia pilihan Tuhan karena dari suku mereka banyak diutus para nabi dan rasul. Selain itu mereka adalah penganut agama tauhid, sementara masyarakat arab adalah penyembah berhala.

Apabila timbul konflik, orang Yahudi selalu berkata dengan nada ancaman bahwa semakin dekat waktu kedatangan Nabi yang diutus untuk memimpin mereka membunuh bangsa Arab. Pada waktu itu Jika ditanya tentang kedatangan Nabi, Para pendeta Yahudi selalu menunjuk ke arah Yaman. Bagi Orang Yasrib, isyarat itu bukan ke Yaman tapi kota Makkah. Ketika mendengar berita seseorang yang mengaku Nabi di Makkah, mereka berusaha mencari informasi tersebut. Setiap musim haji tiba, mereka mengutus ke Makkah untuk menyelidiki kebenaran berita tersebut. Hasilnya terjadi dua perjanjian yaitu ‘Aqabah I dan Aqabah II. 

0 Response to "Kondisi Masyarakat Madinah Sebelum Islam (Kepercayaan dan Kondisi Sosial)"

Post a Comment

sumonggo tinggalkan salam