Allah Swt. ciptakan keadaan di muka bumi ini dengan berpasang-pasangan dan saling berlawanan. Ada siang ada malam, ada gelap ada terang dan lain-lain, Sering kali Allah Swt. menggunakan ciptaan-Nya untuk bersumpah. Dalam al-Qur’an banyak kita temukan sumpah yang dilakkan oleh Allah Swt.. Sumpah yang dilakukan Allah Swt. berbeda dengan sumpah yang dilakukan manusia. Kalau manusia bersumpah biasanya untuk meyakinkan kepada pihak lain akan kebenaran apa ia katakan atau lakukan. Tetapi Allah Swt. tidak butuh itu. Tujuan sumpah Allah Swt. berbeda dengan tujuan manusia dalam bersumpah.
Dalam Surah al-Lail, Allah Swt. bersumpah demi ciptaanNya yaitu malam dan siang, laki-laki dan perempuan (hal yang saling berlawanan) ini mengisyaratkan bahwa isi sumpahnya adalah hal berlawanan yaitu tentang sikap dermawan dengan sikap kikir/bakhil. Pada pembahasan berikut ini akan kita dapati apa saja janji Allah Swt. tehadap orangorang yang bertaqwa, membenarkan ajaran-ajaran agama, dan dermawan/rajin bersedekah? Apa ancaman/yang akan diterimakan oleh Allah Swt. terhadap orang-orang yang mengingkari/mendustakan pahala yang baik dan kikir/bakhil?
Janji Allah Swt. dan Rasul-Nya Terhadap Orang Yang Dermawan
وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰىۙ - ١
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),
وَالنَّهَارِ اِذَا تَجَلّٰىۙ - ٢
demi siang apabila terang benderang,
وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالْاُنْثٰىٓ ۙ - ٣
demi penciptaan laki-laki dan perempuan,
اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّٰىۗ - ٤
sungguh, usahamu memang beraneka macam.
فَاَمَّا مَنْ اَعْطٰى وَاتَّقٰىۙ - ٥
Maka barangsiapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,
وَصَدَّقَ بِالْحُسْنٰىۙ - ٦
dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga),
فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْيُسْرٰىۗ - ٧
maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan),
ASBABUL NUZUL
Surah Al Lail (الّيل, “Malam”) termasuk dalam kelompok surah-surah Makkiyah yang terdirii dari 21 Ayat. Surah ini berada pada urutan surah ke-92 di dalam al Qur’an.. Adapun jika berbicara tentang asbabun nuzul surah Al Lail ini, ternyata Ada banyak riwayat yang mengemukakannya, diantaranya dari Ibnu Hatim, Al-Hakim, dan Al-Bazzar.
Ibnu Hatim mengatakan bahwa surah al Lail turun berkaitan tentang seorang pemilik pohon kurma yang bakhil. Dikisahkan bahwa pemilik pohon kurma tersebut mempunyai pohon yang mayangnya menjulur hingga ke rumah tetangganya yang fakir dan memiliki banyak anak.
Setiap kali pohon tersebut berbuah, si pemilik Pohon memetik buah tersebut langsung dari rumah tetangganya, akan tetapi jika buah kurma tersebut jatuh hingga dipungut oleh anak-anak tetangganya yang fakir, maka ia segera merampasnya.
Bahkan yang lebih menyedihkan lagi ketika buah kurma yang sudah masuk ke mulut anak-anak itu juga dipaksanya untuk dikeluarkan kembali. Maka, hal ini lalu diadukan oleh orang fakir tersebut kepada Nabi Muhammad.
Rasulullah pun akhirnya menemui si pemilik kurma tersebut dan bersabda; “Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si Fulan, dan bagianmu sebagai gantinya pohon kurma di surga.”
Lalu pemilik pohon kurma itu menjawab, “Cuma itukah tawaran tuan? Saya memiliki banyak pohon kurma dan tahukah tuan bahwa pohon kurma yang anda minta itu paling baik buahnya.” Lalu sang pemilik pohon kurma itu pun pergi.
Pembicaraan tersebut ternyata didengar oleh salah seorang dermawan yang langsung datang kepada Rasulullah, kemudian berkata, “Apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku, jika pohon kurma itu telah menjadai milikku?” Nabi menjawab “Ya.”
Orang tersebut pun akhirnya mendatangi si pemilik pohon kurma. Pemilik pohon kurma itu berkata, “Apakah kamu tahu bahwa Muhammad SAW menjanjikan pohon kurma di surga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku? Dan bahwa saya telah mencatat tawarannya, akan tetapi buahnya sangat mengagumkan, padahal saya banyak mempunyai pohon kurma, dan tidak ada satupun pohon yang selebat itu.”
Orang dermawan itu pun berkata, “Apakah kau mau menjualnya?” Ia menjawab, “Tidak, kecuali jikaa ada orang yang sanggup memenuhi keinginanku, tapi pasti tidak akan ada yang sanggup.” Dermawan itu berkata lagi, “Berapa yang kamu inginkan?” Ia pun berkata, “Saya inginkan 40 pohon kurma.” Ia pun terdiam lalu berkata lagi, “Kamu minta yang bukan-bukan, baik saya berikan 40 pohon kurma kepadamu, dan saya minta saksi jika kamu benar mau menukarnya.”
Ia akhirnya memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan peristiwa itu. Dermawan itu pun kembali menemui Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah! Pohon kurma itu telah menjadi milikku dan akan saya serahkan kepada tuan”
Rasulullah SAW akhirnya kembali menemui orang fakir itu, dan berkata; “Ambillah pohon kurma ini untukmu dan keluargamu.” Kemudian turunlah seluruh surah al Lail yang membedakan kedudukan dan akibat orang yang bakhil dengan orang dermawan.
Selain riwayat tersebut di atas, terdapat juga Riwayat lain yang menyebutkan, bahwa sebagian besar isi surah Al Lail turun berkenaan dengan kedermawanan Abu Bakar.
Al Hakim menngemukakan bahwa ayat 5 sampai ayat terakhir surah ini turun berkaitan dengan kedermawaan Abu Bakar yang memerdekakan hamba-hamba yang lemah.
Wa shaddaqa bil husnaa (“Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik.”) yakni diberi balasan atas semuanya itu. FasanuyassiruHuu lil yusraa (“Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.”) Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Yakni menuju kepada kebaikan.”
Allah Swt. telah bersumpah, demi malam dan siang, demi penciptaan laki-laki dan perempuan, Allah Swt. menjanjikan balasan yang terbaik berupa pahala dan surga diakhirat kelak, dan berbagai jalan kemudahan yang akan menghantarkan-nya menuju kebaikan itu, bagi hamba yang gemar bersedekah dan bertaqwa kepada-Nya, serta membenarkan dan yakin akan adanya pahala yang terbaik baginya.
0 Response to "Isi kandungan QS. al-Lail (92) : 1-7"
Post a Comment
sumonggo tinggalkan salam