STRATEGI DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MAKKAH



Soal Ulangan - sahabat soal ulangan pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Strategi Dakwah Nabi Mumammad SAW di Makkah, berikut pembahasan lengkapnya

1. Dakwah Rahasia (Sirriyah) 

Setelah mendapatkan perintah dari Allah melalui melaui wahyu, maka Nabi Muhammad mulai mengatur langkah startegi pengembangan dakwah Islam dikalangan masyarakat Quraisy Makkah, langkah awal yang beliau ambil adalah melakukan dakwah secara sirriyah (rahasia atau sembunyi sembunyi) di lingkungan keluarga dan sahabat sahabat beliau yang bisa dipercaya. Langkah sembunyi sembunyi ini di pilih karena mengantisipasi reaksi orang-orang Quraisy yang kaget dan belum bisa menerima ajaran yang berbeda dengan keyakinan mereka, dan pertimbangan pengikut Nabi yang masih sedikit. Sedangkan ancaman dan siksaan masyarakat kafir Quraisy masih kuat dan status kota Makkah sebagai pusat agama bangsa Arab 

Nabi Muhammad Saw melakukan dakwah sirri dengan pendekatan personal. Hal ini disebabkan pendekatan personal memiliki keterkaitan batin serta interaksi emosional antara pengajak dan yang diajak. pendekatan personal ini Nabi SAW telah menggabungkan antara ikhtiar dan tawakal. Artinya nabi dalam berdakwah memperhatikan situasi dan kondisi yang ada. 

Nabi Muhammad melaksanakan dakwah sirriyah selama 3 tahun. Pertama-tama, Nabi menawarkan Islam kepada orang-orang terdekat, keluarga besar serta shahabatshahabat karib beliau. Mereka diajak untuk memeluk Islam. Dalam sejarah Islam dikenal sebagai as-Saabiquun al-Awwalluun (orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam). Mereka adalah 

  1. Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mukminin Isteri Nabi Saw. 
  2. Zaid bin Haritsah bin Syarahil, 
  3. Ali bin Abi Thalib Sepupu beliau; 
  4. Abu Bakar ash-Shiddiq, Shahabat paling dekat beliau

Setelah memeluk Islam, Abu Bakar bersemangat dalam berdakwah mengajak orangorang masuk Islam. Karakter Abu Bakar terkenal sebagai sosok laki-laki yang lembut, disenangi, dan berbudi baik. Para tokoh kaumnya selalu mengunjunginya dan sudah tidak asing dengan kepribadiannya karena kecerdasan, kesuksesan dalam berbisnis dan pergaulannya yang luwes. Melalui Dakwah beliau, beberapa shahabat masuk Islam yaitu:

  1. ‘Utsman bin ‘Affana al-Umawi, 
  2. Az-Zubair bin al-’Awam al-Asadi, 
  3. ‘Abdurrahman bin ‘Auf, 
  4. Sa’d bin Abi Waqqash az-Zuhriyan dan 
  5. Thalhah bin ‘Ubaidillah at-Timi

Kemudian diikuti oleh Bilal bin Rabah al-Habasyi, Abu ‘Ubaidah; ‘Amir bin alJarrah yang berasal dari suku Bani al-Harits bin Fihr, Abu Salamah bin ‘Abdul Asad, alArqam bin Abil Arqam (keduanya berasal dari suku Makhzum), ‘Utsman bin Mazh’un – dan kedua saudaranya; Qudamah dan ‘Abdullah -,‘Ubaidah bin al-Harits bin alMuththalib bin ‘Abdu Manaf, Sa’id bin Zaid al-’Adawy dan isterinya;Fathimah binti alKhaththab al-’Adawiyyah – saudara perempuan dari ‘Umar bin al-Khaththab -, Khabbab bin al-Arts, ‘Abdullah bin Mas’ud al-Hazaly serta banyak lagi selain mereka. Mereka itulah yang dinamakan as-Saabiquunal Awwaluun. 

Mereka semua masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Mereka menyembunyikan keimanannya untuk menghindari ancaman dan siksaan Kafir Quraisy. Selain diuji oleh faktor eksternal, keimanan mereka diuji oleh faktor internal, yaitu ajaran-ajaran yang diterima Nabi bertentangan dengan kondisi yang ada dan diluar kemampuan otak manusia.

Seperti peristiwa isra miraj. Peristiwa perjalan nabi dari Masjidil haram ke Baitul Maqdis, dan diteruskan ke sidratul muntaha dalam satu hari. Peristiwa yang tidak mungkin dilakukan pada waktu itu. Dimana kondisi fasilitas transportasi masih menggunakan unta atau kuda, belum tersedia alat transportasi modern seperti peSawat terbang.Abu bakar merupakan sahabat pertama yang mempercayai peristiwa tersebut, sehingga Abu bukar mendapat gelar Ash Shiddiq. Beliau mempercayai apapun diucapkan dan disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. Pada peristiwa isra’ dan mi’raj, Nabi Muhammad Saw mendapat perintah menegakan shalat 5 waktu.

Menurut Ibnu Hajar bahwa perintah shalat termasuk wahyu pertama yang. Ibnu Hajar berkata: 

Walaupun dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan bersifat personal, namun beritanya sudah kedengaran oleh kaum Quraisy. Hanya saja, mereka belum mempermasalahkannya karena nabi Muhammad belum menentang agama dan tuhan mereka. Sehingga nabi Muhammad dapat membangun jamaah mukminin berlandaskan ukhuwwah (persaudaraan) dan ta’awun (solidaritas). Kemudian turunlah wahyu yang memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan dakwah secara terang-terangan dan menentang kebatilan kaum Quraisy dan menyerang berhala-berhala mereka. 

2. Dakwah Terang-terangan (Jahr ) 

Ketika perintah dakwah terang-terangan turun, Nabi Muhammad mengundang Bani Hasyim dan beberapa orang Bani Al-Muthalib bin Al-Manaf. Nabi menyeru kepada kaumnya menyembah dan berserah diri kepada Allah. Namun semua kerabatnya menentang Rasulullah, hanya Abu Thaliblah yang tidak menantang. Dia tidak masuk Islam tetapi dia mendukung dakwah Nabi Muhammad dan melindunginya dari gangguan kaum kafir Quraisy.

Setelah Nabi merasa yakin terhadap dukungan dan janji Abu Thalib untuk melindunginya dalam menyampaikan wahyu Allah, beliau berdiri diatas Shafa, lalu berseru : “ Wahai semua orang!” maka semua orang berkumpul memenuhi seruan beliau, lalu beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman kepada hari akhirat.” Dari yang hadir disitu, Abu Lahab angkat bicara “ Celakalah engkau untuk selamalamanya, untuk inikah engkau mengumpulkan kami.”Lalu turun surat Al Lahab. Sejak itulah, dakwah Nabi terdengar seluruh Makkah, kemudian turun ayat surat Al Hijr 94 yang memerintahkan berdakwah secara terang-terangan.

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْ

Artinya : Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik

Kaum Quraisy merasa terganggu dengan dakwah Nabi, karena kepercayaan mereka mulai dipermasalahkan dan berhala-berhala mereka ditentangnya. Mereka mengakui sosok Nabi Muhammad sebagai orang yang jujur. Mereka berusaha menghentikan dakwahnya dengan cara mendekati pamannya, Abu Thalib. Mereka mengharapkan Abu Thalib bisa merayu Nabi Muhammad Saw untuk menghentikan dakwanya. Tapi Abu thalib menolak permintaan mereka. Maka mereka pun pulang dengan tangan hampa sehingga Nabi bisa melanjutkan dakwah, menampakkan agama Allah dan menyeru kepadaNya

Semenjak penolakan itu, kafir Quraisy berusaha menghentikan nabi dengan berbagai cara, antara lain menjelek-jelekkan ajaran Islam, membangkitkan keragu-raguan, menyebarkan anggapan-anggapan yang menyangsikan ajaran-ajaran beliau dan diri beliau, melawan Al-Qur’an dengan dongeng orang-orang dahulu dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu, agar mereka meninggalkan Al-Qur’an, dan penyiksaan terhadap para pengikut Nabi

Kafir Quraisy berusaha menawarkan untuk mempertemukan Islam dan jahiliyah. Mereka akan mengikuti ajaran Nabi tanpa meninggalkan ajaran mereka, di lain pihak Nabi Muhammad Saw dan pengikutinya mengikuti tata cara ibadah mereka tanpa meninggalkan ajaran Islam. Nabi Muhammad dengan tegas menolak penawaran mereka. Peristiwa tersebut diabadikan dalam surat al-Kafirun

Artinya : Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu semba. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Nabi Muhammad mempertegas larangan adanya pencampuran ajaran Islam dengan ajaran Lain. Penolakan akan tawaran lunak oleh Nabi Muhammad Saw, membuat kafir Quraisy semakin marah. Mereka melakukan pemboikotan (embargo) terhadap para pengikut Nabi Muhammad dan kaumnya Mereka menulis selembar kesepakatan pemutusan hubungan total dengan Bani Hasyim dan Bani Abdil-Muththalib. Pengumunan tersebut digantung di salah satu sudut Ka’bah. Adapun isi pengumuman adalah:

  1. Barang siapa yang setuju dengan agama Muhammad, berbelas kasihan kepada salah seorang pengikutnya yang masuk Islam, atau memberi tempat singgah pada salah seorang dari mereka, maka ia dianggap sebagai kelompoknya dan diputuskan hubungan dengannya. 
  2. Tidak boleh menikah dengannya atau menikahkan dari mereka. 
  3. Tidak boleh berjual beli dengan mereka.

Nabi Muhammad Saw bersama Bani Hasyim dan Bani MuThalib hidup terisolir dan tinggal di lembah Bani Hasyim. Kaum Quraisy semakin memperketat isolasinya kepada Nabi dan para shahabatnya sehingga mereka tidak memiliki bekal makanan. Kesulitan mereka sampai pada kondisi hanya makan dedaunan. Umat Islam tetap sabar dan tegar dari tekanan yang mencelakakan ini dengan terus mengharapkan pertolongan Allah

Di tengah penderitaan inilah Allah Swt. memberikan pertolongan dengan berbagai cara. Seperti Hisyam bin Amr, seorang kafir membawa untanya penuh makanan di malam hari ke Bani Hasyim dan Bani Muththalib. Begitu sampai di dekat lembah ia lepaskan kendali untanya. Ada juga orang-orang kafir bergabung di lembah Bani Hasyim dengan motivasi kesukuan dan kekerabatan. Embargo atau pemboikotan berlangsung selama tiga tahun.

Pada tahun ketiga, Hisyam bin Amr mengajak Zuhair bin Abi Umayyah bin Al Mughirah,untuk membatalkan pemboikotan tersebut. Mereka berdua mengajak 3 orang lagi yaitu, Muth’im bin Adiy, Abul Buhturiy bin Hisyam, dan Zam’ah bin Al-Aswad bin Al-Muththalib. Berlima bertemu malam hari di sebuah bukit di Makkah dan bersepakat untuk membatalkan pengumuman pembokiotan. 

Dan ketika datang pagi hari mereka pergi ke tempat pertemuannya. Mereka menyatakan penolakan terhadap pemboikotan atau embargo yang dilakukan orang-orang Quraisy. Mereka ingin merobek pengumuman yang tergantung di sudut Kabah. Abu Jahal berusaha menghalangi mereka berlima. Dan Abu Thalib saat itu berada di salah satu sudut masjid menyaksikan pertarungan yang terjadi di antara mereka

Kemudian Muth’im bin Adiy berdiri ke tempat ditempelkannya pengumuman itu untuk merobeknya, dan ternyata pengumuman itu sudah dimakan tanah kecuali kalimat ‘Bismikallahumma’ yang menjadikan kebiasaan orang Arab menulis surat. Setelah itu berakhir pemboikotan terhadap Nabi Muhammad Saw dan pengikutnya.

Kafir Quraisy tetap menekan dan menyiksa para pengikut Nabi Muhammad Saw. Hingga nabi Memerintahkan pengikutnya untuk hijrah dan keluar dari Makkah. 

3. Hijrah ke Habsy

Penindasan dan penyiksaan Kafir Quraisy semakin keras, membuat Nabi Muhammad Saw dan pengikutnya berpikir untuk menyelamatkan diri. Dalam kondisi tersebut turunlah surah Az-Zumar 39 ayat 10, yang berisi perintah hijrah. Allah SWT berfirman:

قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ - ١٠

 

 Artinya Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas

Nabi Muhammad Saw. memerintahkan kaum muslimin agar hijrah ke Habasyah, karena raja Habasyah, Ashhimmah An-Najasyi, adalah seorang raja yang adil. Maka bulan Rajab tahun kelima kenabian, hijrahlah kelompok pertama terdiri dari dua belas orang laki-laki dan empat orang perempuan. Pemimpinnya Utsman bin Affan, yang hijrah bersama istrinya, Sayyidah Ruqayyah, putri Rasulullah Saw. Dan Hijrah ke Habasyah terjadi dua kali. Ruqayyah kembali bersama suaminya, Utsman bin Affan bergabung dengan kelompok hijrah kedua

Kafir Quraisy khawatir akibat dari hijrah Habasyah. Mereka takut Islam menyebar ke luar Makkah dan nantinya mereka akan mendapat bantuan dan pertolongan dari luar Makkah. Akhirnya kafir Quraisy mengirim dua orang utusan yang cerdas yaitu Abdullah bin Abi Rabi‘ah dan Amr bin Al-Ash bin Wail As-Sahmi. Mereka pun mengumpulkan hadiah-hadiah yang akan dibawa keduanya untuk An-Najasyi.Mereka ingin merusak hubungan baik antara An-Najasyi dan orang-orang yang hijrah

Dua orang utusan kaum Quraisy itu pergi ke Habasyah. Mereka menyerahkan hadiahnya kepada raja habasyah. Mereka meminta rajaagar mengembalikan kepada mereka orang-orang yang meninggalkan agama mereka. Raja Habasyah menolaknyadan sikapnya bahwa semua yang ada di tempatnya akan berada dalam perlindungannya dengan aman. Kedua utusan kembali ke Makkah dengan tangan hampa dan memberitahu sikap raja Habasyah.

4. Hijrah ke Thaif

Pada tahun kesepuluh kenabian, Nabi Muhammad kehilangan dua orang yang dicintainya, yaitu Siti Khadijah, istrinya yang selalu bersamanya dalam menyebarkan Islam, dan Abu Thalib, pamannya yang selalu melindungi dan membelanya dari ancaman kafir Quraisy. Tahun tersebut dinamai tahun kesedihan (عم الحزن)

Setelah meninggal keduanya, orang-orang kafir Quraisy semakin berani mengganggu dan menyakiti Nabi Muhammad Saw. Melihat kondisi seperti itu, Nabi bersama Zaid berencana pergi ke Thaif, Wilayah yang berjarak sekitar 80 kilometer dari tanah Suci Makkah

Ada beberapa alasan Nabi Muhammad memilih Thaif, antara lain 

  1. Thaif merupakan kota kedua setelah Makkah. 
  2. Di Thaif ada Bani Tsaqif, salah satu suku Arab yang paling kuat. jika Mereka memeluk Islam, maka akan menjadi kekuatan besar yang mendukung dakwah nabi. 
  3. Jarak Thaif tidak jauh dari Makkah sehingga orang Islam dapat membantu menyebarkan Islam di Thaif dan Makkah.

Nabi Muhammad Saw. pergi ke Thaif untuk meminta bantuan serta perlindungan dari keluarganya yang berada di kota itu, yaitu Kinanah yang bergelar Abu Jalail dan Mas’ud yang bergelar Abu Kuhal serta Habib. Mereka adalah para pembesar dan penguasa di Thaif yang berasal dari keturunan Tsaqif.

Nabi Muhammad Saw. berharap dakwahnya diterima oleh masyarakat Thaif. Akan tetapi harapan itu tidak menjadi kenyataan, karena mereka tidak mau memberikan perlindungan dan bantuan apapun kepada Nabi Muhammad Saw. Mereka menolak membantu Nabi Muahammad karena mereka menghindari perselisihan dengan masyarakat Makkah. Selain itu mereka telah terhasut oleh pengaruh Abu Jahal dan para pembesar kafir Quraisy yang memberitakan bahwa apa yang diajarkan Muhammad adalah kebohongan-kebohongan besar dan akan menyesatkan bangsa Arab. 

Mereka mengusir nabi Muhammad dengan dilempari batu oleh pemuda Thaif. Nabi Muhammad mengalami luka parah akibat lemparan batu. Dengan pakaian yang berlumuran darah dan penuh luka, Nabi Muhammad meninggalkan Thaif, menghindari kejaran penduduk Thaif. beliau beristirahat di sisi kebun anggur milik dua bersaudara Uthbah dan Syaibah, anak Rabiah. Nabi Muhammad menengadahkan muka ke langit mengadukan nasib yang dideritanya kepada Allah dan berkata: 

Ya, Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih ladi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akherat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu.” 

Lalu Rasulullah mengutus seorang lelaki dari Khuza’ah untuk menemui Muth’am bin Adi dan mengabarkan bahwa Rasulullah ingin masuk ke Makkah dengan perlindungan darinya. Keinginan Rasulullah ini diterima oleh Muth’am sehingga akhirnya Rasulullah kembali memasuki Makkah 

5. Perjanjian Aqabah

Pada tahun ke-12 kenabian, bertepatan dengan tahun 621 M, Nabi Muhammad Saw. menemui rombongan haji dari Yasrib. Rombongan haji tersebut berjumlah sekitar 12 orang. Nabi Muhammad Saw. menyampaikan dakwahnya. Dakwah Nabi mendapat sambutan yang baik sehingga mereka menyatakan keislamannya di hadapan Nabi Muhammad Saw. Mereka melakukan baiat kepada Nabi di salah satu bukit di kota Makkah, yaitu bukit Aqabah. Maka baiat ini disebut dengan Baiat ‘aqabah pertama, Adapun isi baiat adalah sebagai berikut:

  1. Mereka menyatakan setia kepada Nabi Muhammad Saw. 
  2. Mereka menyatakan rela berkurban harta dan jiwa. 
  3. Mereka bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam yang dianutnya. 
  4. Mereka menyatakan tidak akan menyekutukan Allah Swt. 
  5. Mereka menyatakan tidak akan membunuh. 
  6. Mereka menyatakan tidak akan melakukan kecurangan dan kedustaan

Strategi pengembangan Islam di Yastrib, Nabi Muhammad mengirim Mus’ab bin umair bergabung dengan rombongan yang pulang ke Yasrib. Tugas Mus’ab adalah untuk membantu penduduk Yasrib yang telah menyatakan keislamannya dalam menyebarkan ajaran Islam di kota tersebut. Dia membacakan Al-Qur’an menjelaskan tentang Islam kepada mereka. Selanjutnya Mus’ab menjadi guru mengaji di Madinah dan imam dalam shalat, karena golongan Aus dan Khazraj membenci kalau salah satu dari mereka rnenjadi imam.

Pada tahun ke-13 kenabian bertepatan dengan tahun 622 M, jamaah Yasrib datang kembali ke kota Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Jamaah tersebut berjumlah sekitar 73 orang. Setibanya di kota Makkah mereka menemui Nabi Muhammad Saw. dan atas nama penduduk Yasrib mereka menyampaikan pesan untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. Pesan itu adalah berupa permintaan masyarakat Yasrib agar Nabi Muhammad Saw. bersedia datang ke kota mereka, memberikan penerangan tentang ajaran Islam dan sebagainya. Permohonan itu dikabulkan Nabi Muhammad Saw. dan beliau menyatakan kesediaannya untuk datang dan berdakwah di sana. Untuk memperkuat kesepakatan itu, mereka mengadakan perjanjian kembali di Bukit Aqabah. Karenanya, perjanjian ini di dalam sejarah Islam dikenal dengan sebutan Perjanjian Aqabah II.

Adapun Isi Perjanjian Aqabah kedua ini adalah: 

  1. Penduduk Yasrib siap dan bersedia melindungi Nabi Muhammad Saw. 
  2. Penduduk Yasrib ikut berjuang dalam membela Islam dengan harta dan jiwa. 
  3. Penduduk Yasrib ikut berusaha memajukan agama Islam dan menyiarkan kepada sanak saudara mereka. 
  4. Penduduk Yasrib siap menerima segala resiko dan tantangan 

Setelah pelaksanaan Baiat, Nabi Muhammad Saw. meminta 12 pemimpin sebagai naqib kepada kaum mereka, dalam rangka merealisasikan baiat. Komposisi 12 itu terdiri9 orang dari Kabilah Khazraj, dan 3dari kabilah Aus, mereka itu adalah: Naqib-nabib kepada al-Khazraj

  1. As’ad bin Zurarah bin Ads 
  2. Sa’d bin al-Rabi’ bin Amru 
  3. Abdullah bin Rawahah bin Tha’labah. 
  4. Rafi bin Malik bin al-Ajlan 
  5. Al-Bara’ bin Marur bin Sakhr 
  6. Abdullah bin Amru bin Hiram 
  7. Ubadah bin al-Samit bin Qais 
  8. Sa’d bin Ubbadah bin Dulaim 
  9. Al-Munzir bin Amru bin Khanis 

Naqib-naqib kepada al-Aws 

  1. Usaid bin Hudhair bin Simak 
  2. Sa’d bin Khaithamah bin al-Harith 
  3. Rifa’ah bin Abd al-Munzir bin Zubair

Dengan itu Rasulullah menegaskan kepada mereka dengan sabdanya: “Kamu semua adalah penjamin sebagaimana golongan al-Hawariyun adalah penjamin kepada Isa bin Mariam dan aku adalah penjamin kepada umat ku” Jawab mereka sebulat suara dengan lafaz; “Ya”.

Dengan keputusan ini terbukalah di hadapan Nabi Muhammad Saw. harapan baru untuk memperoleh kemenangan karena telah mendapat jaminan bantuan dan perlindungan dari masyarakat Yasrib. Sebab itu pula, kemudian Nabi Muhammad Saw. memerintahkan kepada sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Yasrib, karena di kota Makkah mereka tidak dapat hidup tenang dan bebas dari gangguan, ancaman dan penyiksaan dari orang-orang kafir Quraisy.

elain itu, ada beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad Saw. memilih Yasrib sebagai tempat hijrah umat Islam. Faktor-faktornya antara lain: 

  1. Yasrib adalah tempat yang paling dekat. 
  2. Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Hubungan itu berupa ikatan persaudaraan karena kakek Nabi, Abdul MuThalib beristerikan orang Yasrib. Di samping itu, ayahnya dimakamkan di sana. 
  3. Penduduk Yasrib sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti dan sifat-sifatnya yang baik. 
  4. Bagi diri Nabi sendiri, hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah Swt.

Dengan demikian, langkah-langkah strategis yang sangat menguntungkan bagi dakwah Islam telah dicanangkan. Beliau telah memiliki kesiapan yang sangat matang, selain karena telah mendapat dukungan dari penduduk Yasrib, juga karena secara fisik dan mental beliau telah siap meninggalkan kota kelahirannya untuk meneruskan perjuangan dalam menegakkan kalimah tauhid. 

0 Response to "STRATEGI DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MAKKAH"

Post a Comment

sumonggo tinggalkan salam